Selasa, 28 November 2017

Indonesia Harmoni TVRI



Sebuah acara berjudul ‘Indonesia Harmoni’ digelar TVRI setiap hari Minggu siang. Isinya tentang pelbagai masalah kehidupan dipandang dari perspektif Islam. Pada Minggu,26 November 2017 thema yang diangkat adalah ‘Bersama Membangun Indonesia’, menampilkan tiga narasumber masing-masing dari TVRI, Anggota Komisi 1 DPR dan MUI Solo. Ketiga narasumber menekankan pentingnya memelihara iman dan takwa., sebagai syarat mutlak berhasilnya membanun bangsa dan negara. Contoh soal adalah Kerajaan Saba yang diperintah Ratu Balqis. Negaranya makmur, sejahtera, tata tentram kertaraharja karena rakyat beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Setelah rakyat tidak lagi beriman dan bertaqwa, negara Saba pun hancur. Pemimpin yang seorang perempuan memberi contoh kepada masyarakat zaman sekarang betapa pentingnya peranan perempuan dalam membangun bangsa dan negara. Peranan itu tetap penting mulai dari unit terkecil sebuah negara yaitu rumahtangga. Generasi muda harus diingatkan oleh kaum ibu untuk senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Iman dan taqwa memang harus dimiliki setiap muslim dalam menjalani kehidupan, di bidang apa pun yang mereka geluti. Kalau seorang muslim benar-benar beriman dan bertaqwa, tidak mungkin terjadi penyelewengan, termasuk korupsi. Masalahnya godaan dunia terlalu berat, sehingga iman dan taqwa terkesampingkan. Itulah sebabnya khatib shalat Jum’at selalu mengajak ummat Islam untuk meningkatkan iman dan taqwa itu.
Yang tidak tergambar dalam uraian ketiga narasumber adalah, cara-cara Ratu Balqis membangun negaranya dengan landasan iman dan taqwa itu. Bagaimana Ratu Balqis memeratakan hasil-hasil pembangunan, tidak gagal seperti dialami rezim orba. Apa yang dilakukan Ratu Balqis sehingga rakyatnya senantiasa bekerja keras mengerahkan seluruh kemampuan untuk membangun bangsa dan negara Saba?
Kesadaran masyarakat Indonesia untuk ikut membangun bangsa dan negara dewasa ini cukup menggembirakan. Salah satu contohnya adalah kegiatan sebuah stasiun TV mengumpulkan dana untuk membangun infrastruktur di daerah perbatasan. Ada pula TNI yang mendirikan sekolah untuk anak-anak usia sekolah di tempat terpencil. Begitu pula seorang polisi yang mengisi waktu luangnya dengan menjadi guru mengaji. Ringkasnya, banyak orang berprestasi ikut membangun bangsa dan negara sesuai porsi mereka masing-masing tanpa meminta imbalan kepada negara. Semangat mendahulukan kepentingan masyarakat luas inilah yang harus senantiasa dipromosikan oleh media, termasuk TV.


Senin, 27 November 2017

Kecewa Membeli Rumah di Cipayung - Depok



Seorang warga kecewa membeli sebuah rumah ukuran 40m2-bertingkat dengan dua kamar mandi, dua kamar tidur, dua ruang tamu dan keluarga. Rumah itu terletak di RT006 RW05 Kelurahan Cipayung, Depok. Setelah ditempati beberapa bulan, mulai terasa ketidaknyamanan yaitu bocor setiap hujan lebat, air menggenang di kedua kamar mandi. Tidak ada dapur khusus, nyempil di bawah tangga. Begitu juga tempat cuci piring, dibuatkan wastafel di sudut kamar mandi bawah. Tidak tahu ke mana melapor karena tidak ada perjanjian tertulis dengan pembuat/penjual rumah. Jadi semua ketidaknyamanan, diatasi sendiri dengan biaya sendiri. Jalan masuk terdekat ke jalan raya, rusak berat, becek saat hujan. Pernah dijanjikan untuk memperbaiki jalan masuk tersebut tapi setelah lebih setahun menempati rumah, masih belum ada pula pelaksanannya. Baru saja pada 28 November 2017 warga sekitar berinisiatif mengeraskan jalan masuk tersebut dengan membayar sumbangan a Rp.30000,- per KK. Rasa tidak nyaman itu bertambah pula dengan keberadaan biawak di plafon, Ke mana pula mencari orang yang mampu mengusir biawak tersebut.
Yang paling merisaukan adalah letak rumah yang miring kedepan, kini mencapai 10 derajat, lebih miring dari gedung DPR di Senayan. Bagaimana kalau terjadi hujan terus menerus dan tanahnya amblas. Lain lagi kisah sertefikat rumah dan tanah. Dijanjikan dua minggu setelah pelunasan harga rumah, selesai pengurusannya. Hanya janji. Ternyata baru mulai diurus ke pihak notaris pada Januari 2017, enam bulan setelah menempati rumah Rupanya ada masalah. Sertifikat aslinya harus dipecah dulu menjadi beberapa sertifikat sesuai jumlah rumah yang dibangun. Ini rupanya yang membuat prosesnya menjadi lama sekali, melampaui waktu yang seharusnya. Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Depok, Eddy Haryadi, SH. M.Kn hanya menyuruh bersabar karena masalahnya sedang diproses di Badan Pertanahan Kota Depok. Ada juga info yang menyebutkan bahwa kalau urusannya mau cepat selesai harus membayar 2 juta rupiah, diluar pajak pembelian dan biaya notaris.

Dalam pada itu kita dibuat kagum kepada Presiden Jokowi yang setiap kunjungan ke daerah membawa sejumlah sertifikat tanah untuk warga yang diurus dengan cekatan oleh Badan Pertanahan Nasional.

Jumat, 03 November 2017

Para Komentator DA Asia 3 Marah-marah



Para komentator DA Asia 3 Indosiar pada Jum’at malam 3 November 2017 marah-marah
kepada peserta Indonesia, Fildan, karena salah lirik menyanyikan lagu ciptaan Rhoma Irama ‘Kramat’.
Kemarahan para komentator itu menurut penonton yang bloon, berlebihan, meledak-ledak dan dapat menghilangkan semangat. Pada kesempatan sebelumnya, seorang peserta Timor Leste menangis karena dimarahi komentator. Pertanyaannya, apa menurut juklak tugas komentator dibenarkan marah-marah? Tidakkah lebh bijak jika pendapat diberikan dengan santun dan membangkitkan semangat peserta? Kemarahan para komentator bagi penonton TV, sangat mengganggu kenyamanan menonton. Sehingga, rasa nikmat mendengarkan sebuah lagu menjadi sirna.
Keberadaan komentator itu sendiri menjadi pertanyaan juga, mengingat sudah ada juri yang memberi pendapat dan sekaligus besaran angka. Ada juga terjadi, penilaiaan komentator berbeda dengan juri. Misalnya dalam kesempatan DA Asia sebelumnya, komentator Syaiful Djamil menilai buruk peserta Irwan dari Indonesia. Sebaliknya juri dari negara tetangga memberinya angka yang tinggi.

Ada baiknya kedudukan dan cara bekerja komentator ini dipertimbangkan lagi. Kalau perlu, ditiadakan saja.