Kamis, 14 Desember 2017

Hasil-hasil KTT OKI Di Istambul



KTT negara-negara Organisasi Kerjasama Islam –OKI- tanggal 13 Desember 2017 di Istambul, Turki, menyepakati 23 butir pernyataan yang isinya menyatakan menentang keputusan Presiden AS Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel dan merencanakan pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Butir (1) pernyataan OKI itu, menolak keputusan unilateral dan illegal Presiden AS yang mendeklerasikan Yerusalem ibukota bagi Israel. Tindakan Presiden Trump itu dinilai sengaja melemahkan semua upaya untuk mencapai perdamaian dan mendukung kepentingan ekstrimisme dan terorisme selain mengancam perdamaian dan stabilitas internasional. Butir (2) menegaskan kembali dukungan terhadap rakyat Palestina untuk mencapai hak-hak mereka secara permanen termasuk hak menentukan nasib sendiri dan mewujudkan negara Palestina merdeka dan berdaulat di perbatasan 4 Juni 1967. Masih dalam butir (2), OKI berkomitmen untuk membendung segala bentuk serangan terhadap kota suci Yerusalem dan kota-kota lainnya. Yang penting juga untuk dicatat adalah butir (8) yang menyatakan Yerusalem Timur sebagai Ibukota Palestina dan meminta negara-negara internasional mengakui kedaulatan Palestina dan Yerusalem Timur ibukotanya. Pernyataan bernada ancaman terdapat dalam butir (9) bahwa OKI akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengakhiri pelanggaran Israel dan pihak manapun yang mendukung penjajahan terhadap Palestina serta kebijakan kolonial dan rasis. Selanjutnya OKI mengutuk sikap keberpihakan Kongres AS yang tidak dapat dibenarkan serta kebijakan dan praktek AS yang mendukung kolonialisme dan rasisme Israel.

Hasil-hasil KTT OKI 13 Desember 2017 di Istambul cukup keras dialamatkan kepada AS dan Israel. Namun tetap saja terkendala, mengingat Israel tidak mempan diresolusi dan AS sudah terlanjur menyepelekan negara-negara lain yang berseberangan dengannya. Satu-satunya cara yang belum dicoba adalah menekan Irael secara militer. Kesombongan Israel terjadi setelah mengalahkan tiga negara Arab: Mesir, Suriah dan Yordania dalam perang tahun 1967. Logikanya, karena Israel menduduki wilayah-wilayah Palestina melalui perang, maka wilayah-wilayah itu harus diambil kembali dengan cara perang pula. Apa ada negara-negara Arab yang berani?