Sabtu, 06 Oktober 2018

Ratna Sarumpaet Mengaku Bohong




Aktivis Ratna Sarumpaet akhirnya mengaku berbohong atas pernyataannya bahwa ia dianiaya orang sehingga mukanya menjadi lebam-lebam. Kebohongannya itu yang semula hanya untuk keluarga terdekat saja, lama-lama menjadi viral di sosmed. Tidak kurang dari Amin Rais dan Prabowo meminta klarifikasi dan Ratna bertahan dengan kebohongannya itu. Entah apa maksud melansir berita bohong itu tidak pula jelas. Apa dengan berbuat seperti itu mengesankan negeri ini sudah tidak aman bagi para pengkritik pemerintah.Seolah-olah ada sekelompok preman yang tugasnya khusus menganiaya kaum aktivis dan pengkritik-pengkritik lainnya.
Untunglah kebenaran muncul juga di sanubari Ratna dan sadar tindakannya itu tidak terpuji.Ia emengaku telah berbohong. Ia juga mengaku sudah menjadi seorang pembuat berita hoax yang besar. Ia berjanji akan memperbaiki diri dan meminta maaf kepada pihak-pihak yang dibohonginya termasuk Amin Rasis dan Prabowo. Yang terjadi sebenarnya adalah bahwa pada 21 September 2018 Ratna menjalani operasi pelastik di wajahnya. Selesai operasi, ada efek samping berupa lebam-lebam di wajah.
Kita mengajukan acungan jempol kepada Ratna yang berani mengakui kesalahannya. Kita juga mengharapkan para tokoh lainnya juga mau menyadari kesalahan setelah bicara lepas kendali lantas memojokkan tokoh tertentu. Bicaralah sesuai fakta saja. Jangan menghujat apalagi memfitnah. Bertindaklah dewasa. Ingat rakyat semakin cerdas, mampu menimbang mana ucapan yang benar dan mana yang salah.
Dalam hubungan ini perlu pula klarifikasi tentang berita Neno Warisman 'diusir' dari Batam sehingga gagal mendeklerasikan 'Ganti Presiden Tahun 2019'. Pihak-pihak terkait di Batam harus menjelaskan kronologi kejadian sebenarnya. Sehingga jelas apa ia 'diusir` atau tidak mampu menembus pendemo Seandainya memang pihak aparat keamanan sengaja menghalangi kedatangan Neno di Batam, pemerintah harus menjatuhkan sanksi kepada pelakunya. Ringkasnya, semua pihak harus berlaku jujur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Rabu, 19 September 2018

Polemik Putusan MA Tentang Caleg Mantan Napi




Putusan MA yang membatalkan Peraturan KPU yang melarang mantan napi menjadi caleg dan calon DPD menimbulkan polemik dalam masyarakat. Ada yang berpendapat, mantan napi itu sudah menjalani hukumannya, jadi punya hak untuk menjadi caleg. Yang menentang berpendapat, bagaimanapun mantan napi adalah orang berkelakuan buruk, tidak pantas menjadi wakil rakyat.
Sehubungan putusan MA itu, sebagian partai masih mencalonkan sejumlah mantan napi menjadi caleg dan sebagian lagi tidak lagi mencalonkannya.
Masalahnya sekarang tinggal masyarakat pemilih. Kalau tidak mau memilih mantan napi, harus diketahui siapa-siapa saja dan partai apa yang mendukug mereka. Harus ada sosialisasi. Dalam hal ini cukup bijak jika KPU memberi tanda pada foto para caleg mantan napi.
Melihat reaksi yang timbul dalam masyarakat, besar kemungkinan masyarakat pemilih tidak akan memilih caleg mantan napi. Ini berarti partai yang mendukungnya akan kehilangan banyak suara.

Senin, 17 September 2018

Gagasan Debat Capres.Cawapres Dalam Bahasa Inggeris




Cukup ramai menjadi perbincangan masyarakat adanya gagasan menyelenggarakan debat capres/cawapres nanti dalam bahasa Inggeris. Masyarakat pada umumnya menolak gagasan tersebut karena tidak semua orang mengerti bahasa Inggeris. Presiden Joko Widodo menilainya berlebih-lebihan karena kita punya bahasa nasional.
Sebuah perdebatan diikuti masyarakat pemilih untuk menilai mana yang lebih bagus program yang disampaikan peserta debat. Mengingat para pemilih adalah orang Indonesia, apa pula gunanya menggunakan bahasa asing. Bahasa Inggeris atau bahasa asing lainnya baru digunakan dalam perdebatan di forum internasional agar cepat dipahami para pengunjung yang datang dari pelbagai negara.
Yang punya gagasan untuk debat dalam bahasa Inggeris itu tentulah sangat mahir berbahasa Inggeris, namun kurang setia terhadap salah satu butir Sumpah Pemuda: Menjunjung Tinggi Bahasa Persaatuan, Bahasa Indonesia.
Contohlah Bung Hatta yang menggunakan bahasa Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar di Negeri Belanda tahun 1949. Padahal ia mahir berbahasa Belanda. Contoh pula Pak Harto yang menggunakan bahasa Indonesia dalam forum-forum internasional. Kita tidak usah merasa rendah menggunakan bahasa nasional kita. Sejumlah duta besar negara-negara sahabat seperti Inggeris dan Rusia senang menggunakan bahasa Indonesia. Kita juga harus mencontoh pemimpin-pemimpin sejumlah negara yang bangga mengunakan bahasa nasional mereka di PBB, yaitu: Cina, Rusia, Arab, Jerman, Perancis dan Jepang.

Partai Demokrat Akan Menuntut Asia Sentinel



Partai Demokrat akan menuntut media asing Asia Sentinel yang menyebarkan berita bahwa SBY terlibat dalam kasus Bank Century. Berita itu bohong dan fitnah” kata Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan..Ia mengatakan kasus Bank Century sudah melalui pelbagai tahap, mulai audit BPK, pansus DPR dan penyidikan KPK. Hasil kerja semua lembaga itu tidak ada yang menyebut nama SBY sebagai yang menerima aliran dana talangan Bank Century.
Langkah yang akan dilakukan Partai Demokrat sudah tepat agar media apalagi media asing tidak mudah melancarkan tuduhan terhadap pemimpin Indonesia. Selain itu masyarakat jangan pula mudah terpancing, seolah-olah apa saja yang ditulis media asing benar adanya. Masalah Bank Century sudah menjadi kewenangan penegak hukum. Serahkan kepada penegak hukum.Jika memang ditemukan fakta-fakta baru, tentu para penegak hukum akan bertindak sesuai UU. Pemberitaan Asia Sentinel itu merupakan tantangan bagi para penegak hukum untuk berkerja lebih bersungguh-sungguh dan profesional dalam mengungkap hal-hal yang meragukan dalam penggelontoran dana talangan untuk Bank Century

Sabtu, 15 September 2018

Partai Nasdem Tuntut Rizal Ramli




 Partai Nasdem merencanakan menuntut mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli, sehubungan dengan pernyataannya yang dinilai fitnah terhadap Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Sampai Sabtu, 15 September 2018, belum ada kabar jadi tidaknya jalur hukum itu dilaksanakan.
Rencana  Partai Nasdem itu karena pernyataan Rizal Ramli pada 9 September bahwa Surya Paloh ambil bagian dalam kegiatan import pangan. Pernyataan tersebut menyinggung perasaan warga Partai Nasdem. Ditegaskan, Surya Paloh tidak pernah mencampuri urusan pemerintah. Karena itu Partai Nasdem menuntut Rizal Ramli untuk meminta maaf dan menarik ucapannya yang dinilai fitnah itu.
Reaksi Rizal Rmli melalui cuitannya mengatakan Partai Nasdem baper dan tuntutan salah alamat. Ia menyatakan bahwa pemerintah melakukan import secara berlebihan. Sama sekali tidak menyinggung Partai Nasdem, begitu juga Surya Paloh.
Nah, mana yang benar? Bagaimanapun harus ada klarifikasi agar masyarakat tidak bingung. Masing-masing pihak harus dapat membuktikan kebenarannya. Jangan biarkan mengambang.
Kedepan diharapkan para pejabat publik dan tokoh masyarakat berhati-hati dengan ucapan mereka, jangan asal tuduh.
Sekarang saatnya semua pihak berupaya mencarikan solusi dari pelbagai masalah yang diahadapi negara dan bangsa ini. Jangan cuma menyalah-nyalahkan pemerintah. Kalau ada kritik, lakukan dengan cara yang baik dan bermartabat. Jangan asbun dan sotoi.

Selasa, 04 September 2018

Yang Mengharumkan Nama RRI 1966-2001




Menjelang HUT RRI pada 11 September ada baiknya mengenang orang-orang yang telah bekerja keras dan mengharumkan nama RRI 1966-2001 baik secara kelembagaan maupun pribadi. Diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Soedjarwo. Reporter. Generasi penerus setelah Reporter Darmo Sugondo. Ia sangat piawai dalam mengungkap latar belakang peristiwa. Hapal tahap-tahap perjuangan bangsa Indonesia sampai hapal TAP-TAP MPR. Praktis, selain reporter ia juga menjadi jubir pemerintah. Ia pula yang menggagas peningkatan status Pemeberitaan RRI menjadi UPT dengan eselon sejajar dengan Stasiun RRI Nasional. Sayang Soedjarwo keburu pensiun dalam usia 56 tahun, sebelum gagasannya itu menjadi kenyataan. Disayangkan pula karena tidak ada yang mempromosikannya ke eselon lebih tinggi, padahal ia seorang brilian dan pemikir dalam organisasi radio.
  2. Abdul Muthallib. Reporter. Terkenal ketika melaporkan Mahmilub tahun 1967, khususnya ketika mantan Menteri Luar Negeri Subandrio menjadi terdakwa. Sayang hasrat Abdul Muthallib untuk menduduki posisi Kepala RRI Palembang tidak tercapai karena petinggi Deppen keliru menanggapi rekomendasi dari Gubernur Sumatera Selatan, Asnawi Mangku Alam.
  3. M. Sani dan Purboyo. Pasangan reporter yang pernah berkiprah di BBC London ini melaporkan pendaratan manusia pertama di bulan pada 1969. Mereka menyampaikan laporan di studio RRI Jl. Merdeka Barat Jakarta, ribuan kilometer jauhnya dari Tanjung Kennedy, tempat pesawat antariksa Apollo diluncurkan. Para pendengar menyangka kedua reporter berada di tempat peluncuran.
    M. Sani pula yang menggagas Pekan tilawatil Qur'an RRI bulan puasa 1969. Ia kecewa karena Musabaqah Tilawatil Qur'an yang semula disepakati diselenggarakan tiap bulan puasa, tahun 1969 disesuaikan dengan penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur'an Internasional di Kuala Lumpur, Malaysia. TVRI ikut bergabung menyiarkan Pekan Tilawatir Qur`an sejak M. Sani menjadi Kepala TVRI Jakarta tahun 1970.
  4. Wiratmo Sukito. Komentator, paling lama membuat komentar internasional untuk RRI sejak usia 28 tahun sampai 72 tahun. Analisa-analisanya sangat tajam. Misalnya ketika Gorbachov tampil dengan politik Troiska dan Glasnos, ia meramalkan bahwa Uni Soviet akan bubar. Dulunya seorang karyawan RRI sampai pada posisi kepala bidang, kemudian berhenti dan menjadi budayawan. Tulisan-tulisannya dimuat juga di koran-koran Pelita dan Merdeka.
  5. Djamalul Abidin Ass, Sori Siregar dan Darius Umari masing-masing sebagai penulis naskah, penyiar dan reporter. Mereka tercatat sebagai sastrawan Indonesia versi Majalah Sastera. Sori Siregar masih dapat dibaca cerpennya di koran Kompas.
  6. Asep Sujana. Penyiar. Masuk Golkar dan menjadi anggota DPR RI.

Itulah sejumlah nama yang mengharumkan nama RRI ditengah-tengah kesulitan yang ada. Tentu saja ini yang sempat membekas dalam ingatan penulis. Jika ada yang punya catatan lain silahkan menulis.

Senin, 03 September 2018

Lagak Dan Gaya Para Ustadz/Ustadzah Di TV




Siaran Agama Islam di satsiun-stasiun TV yang dikenal sebagai 'Kuliah Subuh' kini semakin marak. Hampir semua TV menyiarkannya dengan menampilkan pelbagai thema dengan ustadz/ustadzah yang beragam.
Untuk menarik perhatian hadirin dan pemirsa para ustadz dan ustadzah itu tampil dengan berbagai lagak dan gaya, seperti: menyanyi, berpantun dan menyelipkan kata-kata Inggeris di sana sini. Selama maksudnya untuk menciptakan suasana segar, ya syah-syah saja. Yang repot adalah penggunaan kata-kata Inggeris yang sebetulnya tidak perlu karena masih ada kata indonesianya. Lagi pula kata-kata Inggeris tidak dipahami semua pemirsa. Ada juga penggunaan kata Inggeris yang tidak tepat.Misalnya kalimat berbunyi, “Kita harus building trust di dalam rumah tangga.” Yang dimaksud 'building trust' adalah 'membangun kepercayaan'. Tapi seorang ibu rumah tangga ketika ditanya apa mengerti kalimat tersebut, hanya menjawab dengan gelengan kepala.
Suatu komunikasi harus menggunakan kata-kata yang mudah dipahami jamaah, bukan membuat bingung karena tidak mengerti.
Ada pula ustadz yang tiap sebentar meminta jamaah mengucapkan amin. “Amin dong,” kata sang ustadz. Padahal ia tidak sedang berdoa.. Suatu komunikasi yang baik harusnya mendapat umpan balik yang spontan dari jamaah. Serahkan kepada jamaah apa yang akan diucapkannya sebagai reaksi atas ceramah sang ustadz/ustadzah.Bisa saja reaksi mereka dalam bentuk kata: amin, insyaallah, subhanallah dan sebagainya.
Kita ingin mengingatkan, dakwah atau ceramah agama Islam yang baik adalah seperti yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. Hanya saja tidak ada penjelasan mengenai metode yang beliau gunakan. Boleh jadi seperti yang disampaikan Syekh Ali Bajeber dan kawan-kawannya dari Saudi Arabia.

Sabtu, 01 September 2018

Prabowo Tentang Mak-mak Yng Diusir Di Negaranya Sendiri




Capres Prabowo dalam sebuah kegiatan mahasiswa menyinggung tentang 'mak-mak yang diusir dari sebuah kota di negaranya sendiri'. Lantas ia bertanya kepada hadirin, “apa negara seperti ini yang kita inginkan?” Dijawab oleh hadirin, “tidak!”
Tidak jelas siapa yang dimaksud Prabowo 'mak-mak'. Kita hanya menduga, 'mak-mak' itu adalah Neno Warisman yang gagal mendeklerasikan 'Ganti Presiden tahun 2019' di Batam.
Tidak jelas drama tertahannya Neno di Bandara Hang Nadim, Batam gara-gara sekelompok demo yang menolak kehadirannya. Yang diketahui orang hanyalah Neno kembali ke Jakarta naik pesawat malam hari. Di atas pesawat ia sempat membuat heboh dengan memakai PA menjelaskan sesuatu kepada penumpang. Tidak jelas pula apa yang diucapkannya lewat PA itu.
Pertanyaannya, kepulangan Neno ke Jakarta apa atas keinginan sendiri karena tidak mampu menembus para pendemo, atau diusir oleh para petugas keamanan. Kalau diusir petugas keamanan tentu suatu kesalahan.Neno berhak menuntut petugas keamanan atas tuduhan menghilangkan hak warganegara memasuki wilayah negaranya sendiri.
Masalah ini harus dibuat jelas dan 'terang benderang' agar tidak timbul salah sangka, seolah-olah penguasa telah berbuat sewenang-wenang. Pihak keamanan bandara Hang Nadim Batam perlu menjelaskan kronologi drama tertahannya Neno Warisman sampai ia terbang kembali ke Jakarta. Kita tidak menginginkan terjadinya kesewenang-wenangan sekecil apapun baik oleh pemerintah sekarang maupun yang akan datang.

Selasa, 28 Agustus 2018

Kesepakatan PKS-Gerindra Yang Bermasalah




Aneh tapi nyata, mungkin itu ungkapan yang sesuai untuk kasus kesepakatan PKS-Gerindra tentang pencalonan pengganti Sandiaga Uno yang mengundurkan diri sebagai Wagub DKI Jakarta. Dalam kesepakatan itu disebutkan dua nama calon pengganti Sandiaga Uno adalah Ketua DPP PKS Mardani Ali dan anggota DPRD DKI Nurmansyah Lubis. Yang menandatngani kesepakatan itu, Ketua DPD Gerindra DKI, M. Taufik menyatakan kepada media, ia terpaksa melakukannya karena diancam PKS untuk tidak mendukung pasangan Capres Prabowo-Cawapres Sandiaga Uno dalam pilpres 2019 jika bukan kader PKS yang menggantikan Sandiaga Uno.
Menandatangani sebuah dokumen dalam keadaan apapun, berarti menyetujui hal-hal yang disebut dalam dokumen tersebut. Kecuali ada ancaman fisik seperti todongan senjata yang membahayakan jiwa. Itu baru terpaksa namanya.
Keadaannya sekarang, Gerindra tidak menyetujui dua nama yang diajukan PKS untuk menggantikan Sandiaga Uno. Sebaliknya PKS tentu pula tidak menyetujui calon yang diajukan Gerindra.
Jalan keluarnya, serahkan saja kepada Gubernur Anis Baswedan untuk memilih salah seorang pejabat DKI yang punya prestasi dan pantas menjabat Wagub.Tokoh yang dipilih Anies inilah yang diajukan kepada DPRD DKI untuk ditetapkan sebagai pengganti Sandiaga Uno. Jika tidak tercapai kesepakatan sama sekali, biarkan saja jabatan Wagub DKI kosong. Bukankah jabatan Wapres RI pernah kosong dalam waktu lama?

Senin, 27 Agustus 2018

Panggilan Bawaslu Diabaikan Andi Arif




Wasekjen Partai Demokrat Andi Arif untuk keempat kalinya mangkir dari panggilan Bawaslu. Bawaslu memanggil Andi Arif untuk meminta keteragan atas pernyataannya di medsos bahwa Cawapres Sandiaga membayar masig-masing 500 milyar kepada PKS dan PAN agar mendukungnya menjadi cawapres dari Capres Prabowo.Cawapres Sandiaga membantah tudingan tersebut. Masyarakat pun heboh. Karena jika hal tersebut benar-benar terjadi, itu berarti melanggar ketentuan. Sandiaga dan kedua partai bersangkutan akan terkena sanksi.
Tindakan Andi Arif mengelak dari panggilang Bawaslu sangat disayangkan, karena kehadirannya diperlukan untuk mengklarifikasi pernyataannya di medsos beserta barang bukti yang diperlukan. Tanpa klarifikasi dan barng bukti, sulit bagi Bawaslu untuk menetapkan apa Cawapres Sandiaga bersalah atau tidak.
Masalahnya menjadi rumit karena Bawaslu hanya boleh memanggil tiga kali dan tidak boleh memanggil paksa. Sementara itu Bawaslu akan melakukan sidang paripurna untuk menentukan sikap, tanpa dibekali klarifikasi dari Andi Arif. Belum tahu seperti apa keputusan yang akan diambil Bawaslu.Kita ingin menyarankan agar menyatakan Cawapres Sandiaga tidak bersalah karena tidak ada bukti-bukti yang mendukung. Pernyataan di medsos bukanlah alat bukti karena setiap orang bisa saja mengatakan apa yang dirasanya benar, padahal tidak ada bukti-bukti yang mendukung.
Kedepan kita meminta pejabat publik mau bertanggungjawab atas apa yang diucapkannya. Jangan buat masyarakat bimbang, buatlah segala sesuatunya seperti kata SBY 'terang benderang'.

Pemanjat Tiang Bendera Bertemu Presiden




Joni Kala, murid kelas 1 sebuah SMP di Belu, Nusa Tenggara Timur, yang memanjat tiang bendera pada upacara bendera di sekolahnya 17 Agustus lalu, telah bertemu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Negara Senin 20 Agustus 2018. Joni Kala menjadi terkenal karena bernisiatif memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali yang macet. Tindakan pelajar yang spontan itu mendapat penghargaan dari pemerintah yang menilainya berani, tanpa pamrih. Menpora menilainya contoh 'tindakan heroik zaman now'.
Suatu tindakan heroik terjadi didorong oleh keinginan untuk menyelamatkan sesuatu yang berhubugan dengan kehidupan bangsa dan negara. Keinginan menyelamatkan bangsa dan negara itu tentu pula disebabkan rasa cinta terhadap bangsa dan negara, sehingga rela mengorbankan jiwa dan raga. Walter Monginsidi memilih diterjang peluru tentara NICA ketimbang bersekolah di Negeri Belanda. Jos Sudarso memilih melawan kapal perang Belanda yang ukurannya tidak seimbang demi menegakkan kedaulatan RI di Irian Barat (waktu itu). Perintah terakhir Laksamana Jos Sudarso kepada anak buahnya adalah “Kobarkan semangat pertempuran!”
Heroisme harus senantiasa dipelihara karena menyangkut kepentingan bangsa yang lebih besar. Intinya adalah mendahulukan keselamatan bangsa dan negara apapun juga resikonya.
Tindakan Joni Kala sepintas sederhana, namun mengandung makna yang sangat besar. Ia sama sekali tidak memikirkan keselamatan dirinya . Bisa saja tiang bendera yang kecil itu patah ketika berada di puncak dan Joni Kala akan dibawa ke rumah sakit.
Joni Kala mendapat imbalan tidak terduga berupa sebuah sepeda dan rumah.

Senin, 13 Agustus 2018

Konvensi Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara




Konvensi: mengandung dua pengertian, pertama adat/kebiasaan dan kedua kesepakatan masyarakat. Yang bermakna adat kebiasaan berlaku terbatas dilingkungan tertentu. Misalnya dalam pelantikan Penghulu atau Datuk di Sumatera Barat semua pelaku upacara mengenakan pakaian adat minang. Sedang yang bermakna kesepakatan berlaku dalam kalangan lebih luas bahkan meliputi sebuah bangsa dan masyarakat dunia. Ketika memilih Presiden dan Wakil Presiden pertama RI ada kesepakatan para pemimpin masa itu: presiden berasal dari Jawa karena mewakili jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Wakilnya berasal dari luar Jawa. Maka dipilihlah Sukarno dari Jawa dan Hatta dari Sumatera. Konvensi ini tidak berlaku lagi ketika Presiden Suharto memilih Sultan Hamengkubuwono IX, Sudharmono dan Try Sutrisno sebagai wakilnya. Begitu juga ketika Habibi menjadi presiden menggantikan Suharto Untuk pertama kalinya orang luar Jawa menjadi presiden. Dalam masa pemerintahan Abdurrahman Wahid/ Megawati dan Megawati/Hamzah Haz, konvensi terjadi setengah-setengah karena Megawati separo Jawa separo Sumatera. Konvensi yang utuh terjadi lagi ketika SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla dan Joko Widodo dengan Jusuf Kalla.
Di bidang hukum juga ada konvensi, misalnya Konvensi Jenewa. Ketika Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit 5 Juli 1959 yang didukung DPR, sudah terjadi suatu konvensi. Inilah dasarnya Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan 'maklumat' yang ditolak Mahkamah Agung.
Sumpah Pemuda pada 1928 membawa konsekuensi mengutamakan segala sesuatu bersifat nasional dan menomorduakan yang bersifat daerah. Misalnya Bahasa Indonesia berlaku secara nasional sedangkan Bahasa Daerah terbatas di lingkugan daerah setempat saja. Begitu juga dalam berbusana. Sejak Indonesia merdeka, para pemimpin kita mengenakan busana PSL dengan Peci untuk kegiatan resmi nasional seperti upacara memperingati HUT Kemerdekaan RI. Selain itu ada yang setengah resmi yaitu Safari Tangan Panjang untuk acara-acara di lingkungan instansi dan departemen.Sebab itu cukup menarik ketika Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenakan busana daerah dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI di depan Istana Merdeka tahun lalu. Pertanyaan orang awam, kok yang bersifat kedaerahan ditonjolkan lagi?
Para pakar hukum dan budaya sebaiknya membahas masalah konvensi ini agar lebih mantap: mana yang masih bisa dipertahankan dan mana yang harus diubah.

Selasa, 07 Agustus 2018

Ormas Islam Harus Melakukan Gerakan Kultural


Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia pada Senin, 6 Agustus 2018 di Jakarta menyelenggarakan Rapat Pleno ke 29 membahas sikap ummat Islam menghadapi agenda demokrasi mendatang ini. Beberapa saran diungkapkan oleh Ketua DP MUI, Din Syamsudin menyangkut tema yaitu antara lain:ormas-ormas Islam harus melakukan gerakan kultural sebagaimana yang dilakukan partai-partai politik atau lewat jalur politik. Selanjutnya ormas Islam ke depan harus didorong untuk melakukan jalan dakwah yang mengayomi seluruh ummat yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa.
Pesan DP MUI itu jelas ditujukan kepada ormas-ormas Islam, bukan untuk ummat Islam yang berada di dalam partai-partai politik Islam ataupun nasional.
Perkembangan terbaru menunjukkan ada sekelompok ulama/ummat Islam yang melakukan politik praktis dengan menyatakan mendukung calon tertentu dalam pilpres 2019 nanti. Padahal, mereka tidak mewakili seluruh ummat Islam Indonesia. Ini berbeda dengan partai-partai politik Islam yang memang fungsinya melakukan politik praktis.
Tidak ada rincian tentang gerakan kultural dimaksud kita hanya meraba-raba. Boleh jadi maksudnya jika seorang ustadz, kiyai, ulama berdakwah tentang pilpres, ungkapkanlah prinsip-prinsip Islam dalam memilih pemimpin.
Bagaimanapun ummat Islam dewasa inisudah cerdas dalam memilih, lebih melihat prestasi seorang calon. Tidak terpengaruh oleh dukungan yang diberikan pelbagai kalangan.

Sabtu, 04 Agustus 2018

Zikir Dan Do'a Untuk Bangsa




Zikir dan do'a untuk bangsa, kedua kalinya diselenggarakan di halaman Istana Merdeka pada Rabu, 1 Agustus lalu. Kegiatan yang menjadi bagian dari penyelenggaraan HUT RI itu, merupakan gagasan Presiden Jokowi. Zikir dan do'a yang dikumandangkan oleh para santri itu, memberi warna tersendiri kegiatan Islam di Indonesia. Tidak ada negara-negara berpenduduk mayoritas Islam, selain Indonesia, yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Bahkan Saudi Arabia, sebagai tempat lahirnya Islam tidak menyelenggarakan zikir dan do'a di halaman Istana Raja.
Istana biasanya diidentikkan dengan pusat kekuasaan yang menjadikan politik sebagai panglima. Boleh jadi Presiden Jokowi ingin menunjukkan bahwa Istana bukan semata pusat kekuasaan negara, melainkan juga kegiatan keagamaan yang ada kaitannya dengan kepentingan bangsa.
Yang masih menjadi pertanyaan, apa berzikir dan berdo'a di halaman Istana itu punya keutamaan semisal melakukannya di tempat-tempat tertentu seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Kalau alasannya untuk menampung jumlah peserta zikir yang banyak, apa Mesjid Istiqlal kurang bisa menampung. Bahkan zikir dan do'a dapat dilakukan serentak di seluruh Indonesia dengan meminta semua mesjid menyelenggarakannya.
Ini sekedar bertanya, tidak ada maksud apa-apa.
Yang masih belum jelas pula adalah apa para ulama dari Muhammadiyah hadir dalam kegiatan tersebut.

Minggu, 29 Juli 2018

Neno Warisman Ditolak di Batam




Artis Neno Warisman ditolak sejumlah pendemo di bandara Hang Nadim, Batam, sehingga tertaham enam jam. Situasi panas yang menghadapkan pendemo dengan para penjemput Neno, sehingga Kapolresta Balerang menurunkan satu pleton satuan Brimob. Maksud kedatangan Neno untuk mendeklerasikan '2019 Ganti Presiden' direncanakan pada Minggu, 29 Juli 2018. Para pendemo menilai deklerasi semacam itu memecahbelah persatuan dan kesatuan bangsa. Sebaliknta Neno berpendapat apa yang dilakukannya semata-mata pernyataan ekspresi yang dijamin UU. “Saya tidak melanggar UU apapun,' ujarnya. Akibat situasi panas itu, menurut Kapolresta Balerang, Batam, deklerasi yang direncanakan pada 29 Juli itu batal. Entahlah kalau tetap diadakan pada hari lain.
Kenyataan adanya demo yang menolak, akan bijak jika Neno mau menilai ulang apa kampanye untuk tidak memilih lagi presiden petahana, perlu dilakukan. Toh rakyat sendiri yang akan menentukan melalui pilpres 2019. Keinginan Neno dan kelompoknya untuk tidak memilih lagi presiden petahana, baru pertama kalinya terjadi disepanjang sejarah RI.
Sebaiknya para pakar hukum membahas dan mengambil sikap berkenaan dengan gerakan Neno Warisman.


Jumat, 27 Juli 2018

RS Trimitra Cibinong Mengecewakan




Seorang pasien mengeluhkan pelayanan RS Trimitra ketika hendak berobat kepada dr. M.Usman Sulaeman Markum, Sp.PD pada Jum'at, 27 Juli 2018. Ia tiba di RS Trimitra pukul 0930 wib. Pada jam yang sama, sebulan sebelumnya, tidak ada masalah. Pada 27 Juli itu ternyata pasien dibatasi 20 orang, sehingga banyak yang ditunda ke hari lain. Selain dibatasi, pasien juga harus mendaftar sehari sebelumnya.
Masalahnya, tidak ada pemberitahuan sebelumnya, baik secara lisan maupun tulisan. Kasihan yang rumahnya jauh. Sudah sampai di RS tapi tidak bisa segera berobat. Apalagi pasien lansia, tidak ada kebijaksanaan sama sekali.
Pelayanan yang mudah dan menyenangkan merupakan obat juga. Berapa banyak orang yang pindah dokter atau rumah sakit, karena pelayanan yang tidak nyaman.
Mudah-mudahan RS Trimitra dapat meningkatkan pelayanannya menjadi lebih mudah, nyaman, sehingga pasien sembuh lebih cepat dari seharusnya.

Senin, 23 Juli 2018

Taubat Setelah Dikubur Hidup-hidup




Sebuah stasiun TV swasta menayangkan kegiatan pertaubatan seseorang pelaku syirik dengan dikubur terlebih dulu. Contoh kasus, seorang lelaki memperjual belikan tali pocong untuk keperluan mencelakakan orang. Atas permintaan isterinya sendiri, seorang ustadz memintanya menghentikan perbuatan syirik tersebut. Karena tidak mengaku, ia ditantang membuktikan kebenaran dengan cara dikafani, dikubur tapi tanahnya tidak ditimbun. Beberapa jam berada dalam kuburan sendirian, si pelaku ketakutan. Berbagai hal aneh terjadi seperti berkeliarannya kalajengking yang menggerayangi tubuh si pelaku. Akhirnya si pelaku diangkat dari kuburan setelah mengakui perbuatan syiriknya. Selanjutnya shalat taubat di mushalla setempat. Sebagai penutup, sang ustadz menjelaskan bahayanya perbuatan syirik yang sangat dilaknat Allah SWT
Pertanyaannya, mana dalilnya seorang pendosa bertaubat setelah terlebih dulu dikubur hidup-hidup? Taubat dilakukan setelah seseorang menyadari dan menyesali dosa yang telah dilakukannya. Dan kesadaran timbul bisa atas nasehat orang lain, bisa juga dari dalam dirinya sendiri.
Majelis Ulama Indonesia sebaiknya mengeluarkan fatwa tentang cara-cara bertaubat yang sesuai syar'i, bukan mengada-ada. Jangan pula sampai ada yang mengatakan bahwa itulah salah satu bentuk praktek ajaran 'Islam Nusantara'.

Senin, 16 Juli 2018

Reporter Pertama Yang Mengajak Pendengar Berdo'a




Dalam pertandingan olahraga seperti bulutangkis dan sepakbola para reporter sering mengajak pendengar/pemirsa berdo'a untuk kemenangan team nasional Indonesia. “Pendengar/pemirsa, waktu tinggal sedikit yang tersisa. Mari kita berdo'a agar team garuda dapat memenangkan pertandingan ini...” ajak sang reporter. Ajakan seperti itu seolah menjadi semacam keharusan, apalagi dalam keadaan team nasional Indonesia angkanya masih tertinggal dari lawan.
Nah, siapa reporter pertama yang punya gagasan mengajak pendengarnya berdo'a?
Dia adalah reporter RRI, Atun Budiono, mengajak pendengarnya berdo'a dalam pertandingan Piala Thomas di Tokyo tahun 1964. Keadaan waktu itu benar-benar mencekam. Team kita jauh tertinggal dari lawan. Tiba-tiba team kita seperti bangkit, mengejar satu demi satu ketinggalannya. Atun Budiono yang terkesima dengan keadaan itu, secara sepontan meminta pendengarnya, orang Indonesia di mana saja berada, untuk berdo'a bagi kemenengan team kita. Dan, alhamdulillah, Indonesia memenangkan pertandingan itu! Tidak jelas, apa pendengar, orang Indonesia di mana saja berada berdo'a saat itu. Dari banyak laporan yang masuk saat itu memang para pendengar benar-benar berdo'a untuk kemenangan team garuda.
Belakangan ini, walaupun reporter meminta pendengar/pemirsa berdo'a, tidak selalu membuat team kita menang.. Ingat ketika menjelang perebutan Piala AFF melawan Malaysia di Kuala Lumpur beberapa tahun silam,acara berdo'a diselenggarakan di Jakarta dengan menampilkan sejumlah ustadz untuk memimpin do'a. Ternyata..., team Indonesia kalah dari Malaysia. Gonzales yang diandalkan waktu itu, tendangannya meleset terus.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa berdo'a harus dilakukan dengan ikhlas, tidak perlu dipublikasikan secara luas. Sebab khawatir nantinya ria, jadi tidak ikhlas.
Wallahua'lam bissawab!

Minggu, 15 Juli 2018

Menteri Susi Lulus Ujian Paket C




Ini baru berita: seorang menteri lulus ujian Paket C, setara SMA.. Dia adalah Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan yang masih berdinas aktif. Menteri Susi ikut pendidikan Paket C sejak tahun 2015, ujian bulan Mei 2018 dan memiliki ijazah setara SMA pada 13 Juli 2018. Mengapa Menteri Susi begitu mementingkan untuk memilki ijazah setara SMA? Dia sendirilah yang tahu. Ada kabar burung yang menyebut, ijazah itu diperlukan untuk syarat menjadi calon wakil presiden.
Jabatan politik sejak dulu memang tidak memerlukan syarat ijazah pendidikan formal. Seorang politisi dilihat kemampuannya berpolitik, termasuk kemampuan mendirikan dan mengelola partai baru.
Ketika Jenderal Suharto mulai memangku jabatan presiden, ada juga pihak yang sinis dengan menyebut-nyebut pendidikan formal beliau yang hanya tamatan SMP. Padahal yang menentukan mutu seseorang itu adalah kemampuannya dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mencapai tingkat tertentu. Suharto yang memulai karier dikemiliteran dengan pangkat sersan, berhasil mencapai pangkat jenderal.Dia berkuasa selama tiga dekade, lebih lama dari pendahulunya. Idi Amin yang memulai kariernya sebagai kopral dalam pasukan Inggeris, melejit menjadi presiden. Uganda. Moammar Khadafi berpangkat kapten ketika merebut kekuasaan di Libya. Ia cukup bangga dengan pangkat kolonel walaupun menjadi presiden selama 40 tahun. Begitu juga Hitler yang berambisi menaklukkan seluruh Eropa, tidak memiliki ijazah perguruan tin ggi. Ambisinya untuk menguasai seluruh Eropa dipatahkan dengan menerjunkan pasukan gabungan sekutu yang jauh lebih kuat dari pasukan Hitler.
Nah, Menteri Susi begitu juga para politisi umumnya jangan berkecil hati jika pendidikan formalnya minim. Yang penting mengerti persoalan, punya wawasan yang luas dan punya solusi atas masalah-masalah yang timbul. Tentu saja, harus mau belajar, memahami betul-betul tugasnya. Misalnya, aneh kalau seorang anggota DPR tidak meng erti tugas dan fungsi DPR. Atau seorang politisi tidak tahu apa itu definisi politik.

Senin, 09 Juli 2018

Kekeringan Melanda Lagi




Kekeringan kembali melanda lagi beberapa daerah seperti Gunung Kidul dan NTT. Rakyat mencari air bersih sampai berkilokilometer jauhnya. Bahkan air telaga yang tidak layak diminum, terpaksa diminum.
Penderitaan rakyat yang kekurangan air bersih itu tejadi setiap tahun. Mereka mengeluh karena pemda yang seharusnya bertanggungjawab mengatasi keadaan, tidak melakukan apa-apa. Media menyiarkan keadaan itu secara luas.
Pertanyaannya, apa kerjanya Bupati dan jajarannya yang terkait? Sehrusnya media massa tidak perlu menyiarkan keadaan kekeringan, jika diatasi secara profesional. Harus dibangun sebuah sistem, sehingga begitu musim kemarau tiba, kekeringan dapat ditanggulangi.
Mungkin perlu belajar ke Israel. Negeri padang pasir itu tidak punya sungai. Mereka mengandalkan air laut dan air hujan Lantas diolah, sehingga tersedialah air tawar untuk segala keperluan seperti keperluan rumah tangga dan menyiram tanaman. Nah, Indonesia selain dikelilingi laut juga banyak sungai yang siap diolah untuk keperluan air bersih.
Tantangan untuk pakar kita, terutama yang bergerak di bidang pengairan.


Minggu, 01 Juli 2018

AS-Korut Akhiri Permusuhan




Pertemuan Presiden AS, Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong -Un di Singapura pada 12 Juni lalu telah meredakan ketegangan kedua negara yang terjadi puluhan tahun lamanya. Selama ini AS menekan Korut untuk menghentikan program senjata nuklirnya. Sebaliknya Korut semakin getol mengembangkan program nuklirnya, justru karena merasa terancam. Di Singapura kedua pemimpin tampak saling mengerti lantas sepakat untuk membentuk hubungan baru kedua negara. Itu berarti akan ada hubungan diplomatik dan berakhirnya permusuhan. AS menjamin keamanan di Semenanjung Korea sebaliknya Korut sepakat untuk menuntaskan program denuklirisasi. Selain itu kedua pemimpin sepakat untuk menemukan jenazah-jenazah serdadu AS yang tewas dalam perang Korea tahun 50an. Dalam perang Korea itu, AS mendukung Korea Selatan dan Soviet mendukung Korea Utara. Perang Korea berakhir dalam bentuk gencatan senjata, jadi secara teknis sebetulnya masih dalam keadaan perang.
Donald Trump ternyata punya kemampuan diplomasi yang tinggi, berhasil melunakkan seorang Kim Jong-Un yang selama ini terus menantang. Namun AS harus bisa membuktikan kesungguhannya menciptakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea. Tekanan-tekanan seperti sanksi ekonomi dan latihan militer bersama AS-Korsel ternyata tidak berhasil membuat pemimpin Korut takut dan mengekor keinginan AS/
Kegagalan AS di Vietnam tahun 70an mestinya menyadarkan pemimpin-pemimpin negeri Paman Sam yang sekarang maupun yang akan datang, untuk meninggalkan cara-cara menekan dan mengancam sebuah negara berdaulat untuk menyelesaikan masalah. Soal penyatuan kedua Korea, serahkan sepenuhnya kepada rakyat Korea seperti yang terjadi di Jerman. Sikap apriori dan menentang keinginan mayoritas anggota PBB seperti masalah Palestina, sebaiknya dihentikan.
Sebelum ini, Presiden Barrack Obama telah mencairkan hubungan dengan Kuba, musuh bebuyutan AS. Alangkah eloknya jika AS mau pula berunding dengan pemimpin Iran dan sejumlah negara Amerika Latin, untuk menjalin saling pengertian dan mengakhiri permusuhan. Semoga!

Sabtu, 30 Juni 2018

PM Mahathir Muhammad Di Indonesia




Setelah memenangkan pemilu Malaysia pada 9 Mei lalu, PM Mahathir Muhammad berkunjung ke Indonesia pada 28 dan 29 Juni 2018. Kunjungan pertama setelah menduduki jabatan PM itu, menunjukkan Mahathir mengutamakan hubungan dengan Indonesia, sebagai negara sahabat dan serumpun. Ia disambut langsung oleh Presiden Jokowi di tangga pesawat, mengikuti cara yang pernah dilakukan Presiden pertama RI, Sukarno.
Mengadakan pertemuan di Istana Bogor, kedua pemimpin membicarakan peningkatan kerjasama di segala bidang, antara lain perdagangan kelapa sawit dan perlindungan TKI di Malaysia. Mudah-mudahan Mahathir mau meninjau kembali pelaksanaan politik luar negeri Malaysia, khususnya masalah blok Ambalat di Kalimantan Utara yang sampai kini belum tuntas. Malaysia terkesan menunda-nunda perundingan dengan mengajukan seribu alasan untuk mempertahankan pendirian, bahwa blok Ambalat yang dimasukkan ke dalam peta Malaysia tahun 1979 adalah wilayah mereka. Indonesia, semasa pemerintahan SBY sudah mendirikan menara di atasnya dengan mengibarkan bendera merh putih, namun tetap saja tidak berani menggali minyak di kawasan tersebut.
Mahathir Muhammad yang menjadi PM tertua di dunia, 92 tahun, berjanji akan menjabat dua tahun saja. Sisa jabatan akan diserahkannya kepada Anwar Ibrahim sebagai pemenang bersama pemilu di kubu oposisi di bawah bendera Partai Keadilan Rakyat.
Pemilu Malaysia kali ini memang menarik, sebab Mahathir yang pernah berkuasa 22 tahun, sebenarnya sedang menikmati masa pensiun. Tapi kembali terjun setelah istirahat 15 tahun, bergabung dengan Anwar Ibrahim yang pernah dipenjarakan dan dipecatnya tahun 1999. Mereka melawan Najib Razak yang tersangkut skandal pencucuian uang, orang yang pernah didukung Mahathir dalam pemlu tahun 2009. Lawan menjadi teman dan teman menjadi lawan. Itulah kenyataan politik!. Semua itu demi menyelamatkan bangsa dan negara dari rongrongan koruptor yang menggerogoti uang rakyat.

Selasa, 26 Juni 2018

Haul Bung Karno Ke 48




Haul Bung Karno, Presiden pertama RI, diselenggarakan di Belitar pada 25 Juni 2018. Selain Megawati Sukarno Puteri, hadir warga PDIP, warga Nahdiyin dan masyarakat Blitar. Memberi sambutan dalam acara tersebut, Megawati dengan rasa haru mengungkap betapa ayahandanya tercinta ditempatkan dalam sudut gelap sejarah. Padahal beliau adalah pemimpin bangsa yang diakui pula sebagai salah seorang pemimpin dunia. Sebagai pemimpin bangsa Indonesia, peran Bung Karno memang tidak dapat dipungkiri. Dengan tidak mengecilkan arti pemimpin-pemimpin lainnya, Bung Karno memang selalu menggelorakan semangat persatuan, membuat rakyat bangga menjadi orang Indonesia. Dibanyak kesempatan beliau menegaskan bahwa Indonesia bukan bangsa tempe. Tidak segan-segan memaki negara besar dengan ucapan: Go to hell with your aid! Negara mana saja boleh bekerjasama dan membantu Indonesia, tapi bukan untuk mendikte. Sebagai penggali Pancasila, beliau selalu mengingatkan bangsa Indonesia agar tetap berpegang kepada Pancasila sebagai dasar negara. Bahkan beliau mempromosikan Pancasila sebagai 'sublimasi' dari 'the decleration of independence' dan 'manifesto komunis'. Menarik juga untuk dicatat penjelasan Megawati bahwa Bung Karno sangat dekat dengan kaum Nahdiyin, artinya sangat dekat dengan ummat Islam. Kita ingin menambahkan, Bung Karno bahkan pernah meminta, jika meninggal dunia disemayamkan dengan diselimuti bendera Muhammadiyah!
Bung Karno sangat yakin bahwa kaum nasionalis, agama dan komunis dapat bekerjasama dalam membangun bangsa Indonesia. Bung Karno juga yakin bahwa revolusi Indonesia belum selesai. Untuk itulah Bung Karno menetapan kebijakan yang diberi nama Manipol Usdek (Manifesto Politik, UUD 45-Sosialisme Indonesia-Demokrasi Terpimpin-Ekonomi Terpimpin-Kepribadian Indonesia} Bung Hatta dalam tulisannya berjudul 'Demokrasi Kita' mengeritik kebijakan Bung Karno itu. Bung Hatta mengakui bahwa Bung Karno memang seorang patriot. Tapi dalam waktu bersamaan Bung Karno juga sedang mengambil langkah-langkah seorang diktator. Bung Hatta waktu itu meramalkan bahwa Bung Karno akan melihat 'kuburan` dari pemikirannya sebelum ia sendiri meninggal dunia.
Kedukaan Megawati bahwa Bung Karno dtempatkan di sudut gelap sejarah Indonesia, mestinya diteruskan dengan meniliti kembali TAP MPRS Tahun 1967 yang menurunkan Bung Karno dari kekuasaannya dan menaikkan Jenderal Suharto sebagai penggantinya. Ketika menjadi Presiden RI Megawati dapat saja membentuk team pakar untuk menyelidiki kembali peran Bung Karno berkaitan dengan peristiwa G 30 S/PKI tahun 1965. Apa benar Bung Karno berada di balik peristiwa itu, sehingga para demonstran menghujat beliau dengan kata-kata, “Bung Karno Gestapu Agung, mahmilubkan...!” Kalau ternyata Bung Karno hanya dikhianati PKI dengan menghasut Komandan Paswalpres Cakrabirawa, Letkol. Untung (yang menurut Jenderal Suharto binaan PKI}, apa tepat ketetapan MPRS melengserkan Bung Karno?
Semua sudah terjadi, tidak bisa diubah lagi. Namun meluruskan sejarah perlu, sehingga generasi penerus mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.
Bagaimanapun, Bung Karno adalah orang hebat, orator ulung, salah seorang pemimpin dunia, pemersatu bangsa Indonesia dan punya gagasan untuk membangun dunia yang baru atau apa yang disebutnya 'to build the world a new'!

Jumat, 22 Juni 2018

Pilkada/pilpres Menurut Orang Awam




Pilkada serentak sudah diambang pintu. Pilpres setahun lagi. Partai-partai, KPU dan para analis sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Partai-partai mempersiapkan tokoh yang diandalkan untuk mendampingi Jokowi sebagai capres nanti. Tokohnya bisa dari dalam partai atau luar partai. Sudah ada tokoh yang menyatakan akan ikut lagi bertarung menantang Jokowi, walaupun kalah dalam pilpres tahun 2014.Ia punya partai pendukung yaitu partainya sendiri. Tinggal mencari dukungan partai lain agar memenuhi syarat yang diperlukan menurut ketentuan UU Pemilu. Bahkan ada juga tokoh yang menyatakan siap bertarung memperebutkan korsi orang nomor satu di Indonesia, walaupun belum punya partai pendukung. Pilkada juga begitu. Partai-partai sibuk mempersiapkan tokoh-tokoh yang dapat diandalkan untuk menduduki kursi gubernur dan bupati. Bagitu juga menetapkan para caleg untuk duduk di DPR.
KPU mempersiapkan segala sesuatunya yang diperlukan bagi pelaksanaan pilkada/pilpres nanti.
Para analis? Juga sibuk menyampaikan pendapat tentang peta kekuatan para calon peserta pilkada/pilpres. Dari para analis masyarakat dapat memperkirakan siapa-siapa tokoh yang akan maju dan memenangkan pilkda/pilpres nanti.
Yang tidak sibuk dan santai-santai saja adalah orang awam atau bahasa kerennya 'Man On The Street'` Mereka seperti tak perduli. Yang mereka pikirkan adalah mencukupkan keperluan hidup sehari-hari. Seperti biasa, harga-harga sembako terus meningkat menjelang bulan puasa dan lebaran.1439 H. Sembako diperkirakan akan meningkat pula menjelang natal dan tahun baru nanti.
Mengenai pilkada/pilpres, orang awam menanggapinya santai menurut naluri saja. Tidak disertai teori yang muluk-muluk. Saya terkejut ketika naik angkot dari Jatiwaringin ke Pondok Gede, Bekasi, seorang ibu-ibu 40an tahun menunjuk reklame di pinggir jalan yang mempromosikan Dedi Mizwar dan pasangannya untuk menjadi gubernur/wakil gubernur Jawa Barat.
“Mereka tidak akan terpilih...” katanya.
“Kenapa?” tanya ibu yang ada di sebelahnya.
“Nggak kelihatan prestasinya...” jawab ibu tadi.
“Siapa dong?”
“Kelihatannya Ridwan Kamil. Kelihatan hasil kerjanya...” Ia tampak yakin dengan pendapatnya itu. Percakapan ibu-ibu penumpang angkot itu beralih pada pilpres.
“Jokowi dan pasangannya akan terpilih lagi.” Pendapat ibu yang mendukung Ridwan Kamil tadi.
“Mengapa? Kan lawannaya nanti juga cukup berbobot..”
“Jokowi kelihatan sungguh-sungguh bekerja. Hasilnya juga terlihat dengan nyata...” Ia tidak merinci apa saja keberhasilan Jokowi.
“Selain itu tokoh yang pernah dekat dengan Cendana, tidak akan dipilih. Dianggap bagian dari rezim orba...”
Saya tercenung mendengar percakapan ibu-ibu, orang awam, yang tidak mengerti politik itu. Mereka mengandalkan naluri saja.Yang jelas, masyarakat juga sudah cerdas menilai dan menentukan siapa-siapa yang pantas dan tidak pantas menjadi pemimpin masa depan mereka.


Satu Jam Di RRI Banjarmasin




Sembilanbelas Juni 2018, saya mampir di Stasiun RRI Banjarmasin untuk menengok teman-teman yang sedang bertugas. Libur waktu itu, jadi yang bertugas hanya teman-teman pemberitaan, para penyiar dinas dan teknisi. Omong-omong sebentar dengan produser bernama Arun, saya mendapat kesan bahwa RRI tidak begitu banyak berubah setelah saya tinggalkan pensiun tahun 2001. Masih banyak masalah yang belum terselesaikan yang tidak dapat saya tulis karena ini menyangkut 'rahasia perusahaan'.
Masuk ke ruangan siaran, sedang disiarkan acara interaktif dalam bahasa Banjarmasin. Sang penyiar langsung meminta saya ikut bergabung karena yakin saya mengerti bahasa Banjarmasin. Maka saya pun terlibat dalam acara itu menggunakan bahasa Banjarmasin sebisanya saja, secara pasif, layaknya David Carradine berbahasa Inggeris dalam serial TV 'Kungfu'. Saya memang mengerti bahasa Banjarmasin karena sejak menikah dengan isteri saya, orang Banjarmasin, Gusti Syahriah tahun 1972, sehari-harinya isteri saya berbicara dalam bahasa ibunya itu. Jadi lama-lama saya mengerti juga. Yang membanggakan saya, ternyata para penelpon berasal dari berbagai daerah di luar kota Banjarmasin yang ratusan kilometer jauhnya. Ini berarti RRI masih didengarkan orang di tempat-tempat yang jauh sekalipun. Saya tidak tahu apa masih ada kawasan 'blank spot' atau kawasan tidak bisa menangkap siaran RRI. Semasa bertugas di RRI Singaraja tahun 1992-1997, kawasan 'blank spot' itu mencapai 40%. Ini menurut perkiraan saja. Tidak ada riset untuk itu karena biayanya sangat mahal.
Saya merenung, seandainya RRI menyediakan Unit Riset dalam organisasinya, tentu akan lebih baik. Melalui riset dapat diketahui berapa jam sebetulnya yang diperlukan sebuah stasiun RRI untuk siaran setiap harinya, acara-acara apa saja yang diperlukan pendengar. Jadi bukan berdasar perkiraan atau asumsi belaka. Juga dapat diketahui berapa karyawan yang diperlukan. Tidak seperti di zaman saya bertugas dulu, stasiun RRI di seluruh Indonesia punya karyawan rata-rata di atas 100 orang. Sebagai perbandingan, sebuah stasiun radio daerah di Swedia hanya punya karyawan 38 orang.
Acara interaktif juga melibatkan cucu adik isteri saya, Radit, yang menjadi juara 2 Bintang Radio RRI Banjarmasin. Jadi saya,walaupun orang Minang, adalah juga kakek atau 'Kai' si Radith. Suasana pun menjadi lebih meriah dengan kehadiran penyanyi belia yang sedang berjuag meniti kaerier itu.
Satu jam di RRI Banjarmasin pukul 1100-1200 membangkitkan kenangan ketika bertugas dulu yang penuh suka duka, berpanas berhujan, tidur di atas meja kantor karena kemalaman tidak ada lagi angkot Imbalannya ada banyak kesenangan mulai dari ikut rombongan menteri atau presiden ke daerah-daerah, bekerja di Negeri Belanda dua tahun dan naik haji abidin tahun 1995. Tentu saja yang paling penting mendapatkan jodoh di Banjarmasin melalui kegiatan MTQ Nasional tahun 1970.
Pesan untuk teman-teman di RRI Banjarmasin: teruslah berjuang dalam keadaan sesulit apa pun peiharalah Tri Prasetya RRI dan gelorakan semangat 'Sekali di Udara Tetap di Udara'!

Sabtu, 09 Juni 2018

Rekomendasi Kementerian Agama RI Untuk 200 Ustadz/Muballigh




Kementerian Agama RI pada 18 Mei lalu mengeluarkan rekomendasi untuk 200 ustadz/muballigh. Dengan begitu masyarakat, lembaga-lembaga, mesjid-mesjid yang memerlukan penceramah agama termasuk khatib shalat Jum'at, mudah memilihnya. 200 ustadz/muballigh itu sudah diteliti Kementerian Agama dari segala segi, terutama penguasaan materi-materi yang disampaikan kepada masyarakat luas.
Setuju dan tidak setuju muncul dikalangan masyarakat karena setiap ustadz/muballigh dianggap sudah mampu untuk berdakwah dan berkhutbah. Yang tidak setuju menilai, rekomendasi Kementerian Agama itu menunjukkan seolah-olah selama ini ada ustadz/muballigh yang kurang pas dalam menyampaikan dakwahnya. Yang setuju menilai, memudahkan masyarakat untuk mencari ustadz/muballigh tanpa mencari-cari ke sana ke mari. Diantara ustadz yang direkomendasikan minta namanya dicoret saja dengan alasan rekomendasi Kemenag itu dapat memecah para ustadz. Ada pula ustadz yang tidak direkomendasikan, malah menyatakan tidak memerlukannya karena ia sudah dipesan/dijadwal oleh pelbagai mesjid/lembaga sampai dengan tahun 2020.
Masalahnya memang terletak dalam upaya menampilkan ustadz yang benar-benar kompeten, sehingga tidak membingungkan masyarakat. Ada ustadz yang mengemukakan sesuatu yang selama ini belum terdengar, misalnya bahwa Nabi Adam diampuni Allah dosanya setelah mengucap dua kalimat syahadat yang menyebut nama Muhammad SAW. Ada pula ustadz yang menyatakan haram seseorang sedang shalat memikirkan sesuatu selain Allah, misalnya suara tamu yang memberi salam. Padahal Nabi Muhammad sendiri sengaja shalat pelan-pelan agar cucunya yang sedang berada dipunggungnya tidak terjatuh. Berarti memikirkan cucunya selagi shalat. Ada pula ustadz yang mengajak penonton bersalawat 10 kali agar keinginannya tercapai. “Yang ingin punya anak pegang perutnya...,' ujar sang ustadz.
Selama ini tidak ada aturan tentang syarat-syarat menjadi ustadz. Ini beda dengan dokter yang harus melalui disiplin ilmu tertentu. Seseorang yang mampu tampil menjelaskan tentang agama Islam, sudah dianggap ustadz. Idealnya, sebuah mesjid atau lembaga yang ingin menggunakan jasa seorang ustadz menyelidiki terlebih dulu asal usul pendidikannya. Pesantren? Perguruan Tinggi Islam? Dalam Negeri atau luar negeri?. Inilah sebenarnya tugas Kementerian Agama yaitu mengklarifikasi keberadaan seorang ustadz. Sehingga meniadakan tampilnya ustadz yang justru membingungkan masyarakat.
Terlepas dari setuju dan tidak setuju, upaya Kementerian Agama merekomendasikan nama-nama ustadz/muballigh perlu dilanjutkan. Terserah kepada masyarakat memilihnya. Sehingga nantinya, siapapun ustadznya, membawa kesejukan, pencerahan, membuat masyarakat makin mengerti Islam` Bukan ustadz yang sok punya pendapat sendiri, berbeda dengan jumhur ulama. Atau ustadz yang buka praktek pengobatan dari jauh, meminta 'mahar' jutaan rupiah yang ujung-ujungnya berurusan dengan polisi.

Minggu, 15 April 2018

Tiga Negara Barat Serang Suriah




AS-Inggeris-Perancis, Sabtu 14 April melakukan serangan udara di Suriah, menyasar objek-objek militer. Alasan serangan, menghukum pemerintah Suriah yang dituduh menggunakan senjata kimia ketika menyerang kaum pemberontak di Douma belum lama ini.. Pemerintah Suriah membantah tuduhan menggunakan senjata kimia itu.
Seharusnya, tuduhan menggunakan senjata kimia dibuktikan kebenarannya oleh team pencari fakta tunjukan PBB. Jika benar, barulah PBB bertindak. Bukan negara-negara yang merasa kepentingannya di Suriah terancam. Tindakan AS dan konco-konconya menyerang sebuah negara berdaulat dengan tuduhan yang mengada-ada, kembali terulang setelah berhasil menggempur Irak secara keroyokan yang berujung tumbangnya pemerintahan Saddam Husein. Benar ucapan Presiden Rusia Putin bahwa tindakan AS dan konco-konconya akan membuat dunia kacau.
Serangan negara-negara barat atas Suriah harus dikecam oleh negara-negara anggota PBB. Organisasi dunia itu harus menentukan sikap. Begitu juga Liga Arab, OKI dan Nonblok harus menentukan sikap. Tindakan militer sebuah atau beberapa negara terhadap sebuah negara berdaulat seperti Suriah tidak bisa dibenarkan.Wibawa PBB harus ditegakkan. PBB harus tegas menyatakan bahwa tindakan itu melanggar piagam PBB.Kalau badan dunia itu diam saja dan tidak berbuat apa-apa atas tindakan negara-negara anggotanya, lebih baik bubar saja. Begitu juga, Liga Arab, OKI dan Nonblok. Walaupun tidak mungkin menghukum secara militer, setidak-tidaknya suara mereka merupakan kekuatan moral.
Sengketa di sebuah negara bisa saja terjadi. Mestinya yang sedang bertikai tidak memberi peluang negara-lain campur tangan. Kalau hanya meminta bantuan senjata, masih bisa dipahami. Tapi membiarkan negara-negara lain terlibat langsung seperti yang dilakukan AS dan konco-konconya akan merugikan pihak-pihak bertikai. Jika kaum pemberontak Suriah menang, mereka akan didikte oleh AS dan konco-konconya. Sebaliknya jika Pemerintah Suriah yang menang, mau tidak mau harus mengekor keinginan Rusia dan Iran.
Mengatasi keadaan ini tiap negara harus punya prinsip untuk tidak terikat kepada bantuan negara lain.Pertikaian di dalam negeri harus dapat diselesaikan sendiri seperti yang dilakukan Indonesia dimasa silam.



Sabtu, 14 April 2018

Permintaan Maaf Sukmawati Sukarno Puteri




Puisi Sukmawati Sukarno Puteri yang dinilai sementara pihak sebagai menista Islam, seharusnya sudah selesai saat penulisnya menjelaskan makna puisi tersebut. Sukmawati menyatakan, ia tidak bermaksud menista Islam melalui puisi tersebut. Kepada ummat Islam yang tersinggung karena puisi itu, Sukmawati meminta maaf. Majelis Ulama Indonesia pun menganjurkan ummat Islam memaafkan Sukmawati..Namun masih ada pihak yang ingin meneruskan proses hukum kasus tersebut. Pihak tersebut tentu tetap menilai Sukmawati bersalah, telah menista Islam. Itu adalah hak mereka. Tinggal lagi polisi menyelidiki dengan meminta keterangan pakar puisi semisal Taufik Ismail, apa karya Sukmawati itu memang benar-benar menista Islam.
Menilai karya sastera memang tidak mudah. Pengarang dan penulisnyalah yang paling tahu maksud karyanya itu. Karya sastera seperti cerpen dan novel, lebih mudah menilainya. 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' karya Hamka jelas mengangkat kerasnya adat Minang ditahun 30an dan sikap materialistis orang Minang zaman itu. Tapi kalau sajak atau puisi lebih rumit lagi. Tidak ada penilaian yang standar. Antara pengarang dan pembacanya mungkin berbeda penilaian.Ketika penyair Persia Omar Khayam menulis:
kekasihku,
yang melayani aku diantara tamu-tamu di padang rumput
ingatlah,
bila kelak engkau kebetulan lalu
membawa gembira ke makamku
siramlah tanah yang telah hijau berlumut itu
dengan anggur gelas bersentuh

Siapa kekasih yang dimaksud Omar Khayam itu? Siapa pula tamu-tamu di Padang Rumput? Mengapa pula tanah pemakaman disiram dengan anggur gelas bersentuh? Orang awam yang buta puisi ada yang menilai puisi Omar Khayam itu sebagai sindiran atas ketidaksetiaan seorang kekasih. Sedangkan bagi yang benar-benar hidup matinya bersama puisi mungkin akan punya penilaian lain.
Yang perlu diingat, setiap orang bebas menulis puisi. Tapi sedikit sekali yang benar-benar diakui sebagai penyair. Sukamawati memang selama ini dikenal sebagai pegiat seni dan budaya. Tapi ia bukan seorang penyair sekelas Taufik Ismail. Karena itu himbauan Majelis Ulama Indonesia untuk memaafkan Sumawati, patut dihargai..Artinya menghentikan polemik tentang kasus puisi puteri sang proklamator tersebut.


Minggu, 18 Februari 2018

Juwita Dilarang Memakai Nama Bahar



Sebenarnya ini urusan sebuah keluarga, namun viral di media sehingga masyarakat pun ikut mengomentarinya. Juwita, anak perempuan pedangdut Anisa Bahar, dilarang memakai nama Bahar di belakang namanya. Pelarangan itu setelah melalui rapat keluarga yang digelar Anisa. Tidak main-main kalau Juwita masih saja memakai nama Bahar di belakang namanya, pihak keluarga akan memperkarakannya melalui jalur hukum.
Ada pun penyebabnya, Anisa kecewa kepada calon suami Juwita yang dinilai berprilaku buruk. Tidak jelas pula seburuk apa kelakuan  Deddy, teman pria Juwita itu. Ketidaknymanan Anisa itu sampai-sampai mengembalikan uang 800 ribu rupiah kepada Deddy, harga kue.
Pertanyaannya, siapa sebetulnya Bahar? Siapa pula Juwita? Kalau Bahar adalah suami atau ayah Anisa sedangkan Juwita adalah anak kandung Anisa, syah-syah saja bagi Juwita memakai nama ayah atau kakek di belakang namanya. Seandainya pula Juwita bukan anak kandung, sedangkan nama Bahar pemberian keluarga, biasanya nama pemberian itu lekat sampai orang yang diberi tutup usia. Ingat, Ibu Tien Suharto pernah mendapat nama ‘Siti Fatimah’ dari Raja Arab Saudi. Pemberian nama itu tidak pernah dicabut. Begitu juga petinju Casius Clay mendapat nama Mohammad Ali yang tetap dipakainya sampai tutup usia.

Walau pun tampak sederhana, perlu juga pakar hukum angkat bicara

Rabu, 14 Februari 2018

Upik Tak Tun Tung Yang Mujur


Dalam acara Konser Dangdut TV Indosiar pada Desember 2017 tiba-tiba muncul bintang tamu bernama Upik, berasal dari Sumatera Barat. Ia memperlihatkan kebolehannya menghibur penonton dengan membuat gerak gerik jenaka sambil menyanyikan lagu ‘Madu dan Racun’ yang dipelesetkan ditambah bunyi mulut menirukan talempong [gamelan Minang]: tak tun tung, tak tun tung, tak tun tung. Lafal aslinya adalah: tak ton tong.
Konon sebelumnya Upik yang berbadan mungil itu viral di Thailand, entah dalam kegiatan apa. Tentunya kemampuannya membuat gerakan-gerakan jenaka itu.
Dari bintang tamu, si Upik kemudian memperkuat team host Indosiar, khususnya dalam kegiatan acara Konser Dangdut. Upik bahkan mampu bernyanyi berduet dengan Iyet Bustami menyanyikan lagu ‘Malereng’. Untuk pertama kalinya pula lagu Minang muncul dalam pentas dangdut Indosiar.
Ada dugaan, kehadiran Upik mendampingi host hanya sementara mengingat Rina Nose sedang absen. Kenyataannya, Upik masih aktif di pentas dangdut Indosiar. Kita menyambut kebijakan Indosiar terhadap Upik dengan memberikan lapangan kerja baru kepadanya. Sebelumnya Upik adalah pegawai sebuah Puskesmas di Sumatera Barat. Jika Upik memang lebih menyenangi pekerjaannya yang baru itu, mestinya Upik minta berhenti kepada tempat bekerjanya yang lama.

Satu lagi kebenaran firman Allah SWT, bahwa Allah melapangkan rezeki oang yang dikehendakiNya. Sebaliknya, Allah juga menyempitkan rezeki orang yang dikehendakiNya. Dalam hal ini Upik sedang dilapangkan rezekinya oleh Allah, karena bekerja di TV tentu penghasilannya lebih baik daripada tempat bekerja yang lama. Upik sungguh mujur dan patut bersyukur kepada Allah SWT.

Rabu, 03 Januari 2018

Ancaman Presiden AS Kepada Negara-negara Pendukung Resolusi MU PBB Tentang Yerusalem



Sekalipun Presiden AS Donald Trump mengancam menjelang pemungutan suara di sidang darurat MU PBB, namun sidang yang diselenggarakan tanggal 21 Desember 2017, menghasilkan: 128 menentang, 9 mendukung AS dan 35 abstain. Nah apa Trump benar-benar menarik bantuan AS kepada sebagian besar negara-negara pendukung resolusi sidang darurat MU PBB? Belum ada tindak lanjut ancaman Trump itu, termasuk kepada Indonesia yang menjalin kerjasama ekonomi dan perdagangan dengan AS.
Sikap negara-negara pendukung resolusi sidang darurat MU PBB tentang status Yerusalem itu patut dipuji karena mereka berani mengambil keputusan sekalipun sudah diancam. Yang perlu dipersiapkan oleh negara-negara penentang keputusan Trump tentang Yerusalem adalah langkah berikutnya jika AS benar-benar menarik bantuannya. Mereka harus meningkatkan ketahanan  masing-masing diberbagai bidang, sehingga tidak tergantung kepada AS.
Resolusi sidang darurat MU PBB tentang status Yerusalem tidak menyebutkan sanksi bagi AS jika benar-benar melaksanakan keinginannya memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Bahkan resolusi-resolusi DK PBB tentang Pelestina yang terus menerus dilanggar oleh Israel tidak menyebutkan sanksi atas pelanggaran. Inilah masalahnya. PBB baik melalui DK maupun MU bisa saja mengeluarkan berbagai resolusi. Tapi menjadi kehilangan makna ketika dilanggar oleh pihak-pihak terkait. PBB menjadi tidak berdaya mengatasi pelbagai konflik dunia. Itulah mengapa muncul gagasan untuk memperbaharui PBB, sekalian memindahkan markasnya dari tanah AS. Usaha yang cukup gencar dilakukan dalam masa jabatan Sekjen PBB Koffie Annan, sampai sekarang belum membuahkan hasil. Pada akhirnya memang tergantung kepada negara-negara yang bersengketa untuk mampu mempertahankan haknya masing-masing. Akan halnya Palestina, ditunggu kebangkitan negara-negara Arab yang kalah perang melawan Israel tahun 1967

Bagaimanapun keputusan sidang darurat MU PBB tentang Yerusalem merupakan pukulan bagi AS. Mestinya AS insyaf bahwa dunia tidak tunduk kepada keinginan AS yang mengabaikan aspirasi bangsa-bngsa lain.