Diawal masa jabatannya
tahun 2014, Presiden Joko Widodo mencanangkan revolusi mental untuk mempercepat
laju pembangunan nasional.Tidak ada
rincian seperti apa pelaksanaannya.Tujuannya, mungkin dapat ditafsirkan: untuk mengubah mental rakyat
Indonesia dari malas menjadi rajin, dari
tidak berdisiplin menjadi berdisiplin
dari santai menjadi giat bekerja dan
seterusnya. Ringkasnya, mengubah sikap mental yang negatif menjadi positif.
Kenyataannya sekarang dalam hal pelayanan umum, sudah banyak
perubahan. Misalnya mengurus KTP dan
akte kelahiran. Di kantor Walikota Depok, lamanya waktu pengurusan kedua
dokumen itu tercantum didinding. Kalau tidak sesuai, masyarakat boleh mengadu kepada instansi yang lebih
tinggi. Sejauh ini belum ada masyarakat
yang mengeluh. Itu berarti semua
berjalan lancar sesuai peraturan. Intinya adalah, ada kesadaran
petugas memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh
dokumen-dokumen yang diperlukan. Selain
itu ada peraturan yang mendukung tentang
lamanya masa pengurusan, sehingga menutup
kemungkinan petugas berleha-leha.
Menimbulkan
kesadaran petugas bekerja dengan baik
sesuai prosedur sehingga masyarakat mendapatkan haknya dengan mudah,
memang sulit. Diperlukan pembinaan
yang terus menerus dari pihak atasan
disertai pengawasan yang ketat .Tindakan tegas diperlukan jika ada petugas yang
bekerja tidak sesuai dengan peraturan
yang ada.
Pembinaan yang terus
menerus inilah yang perlu dilakukan termasuk
pelatihan-pelatihan di balai-balai diklat. Disinilah letaknya kawasan revolusi
mental itu. Metode-metode baru dalam pelayanan umum harus terus diperkenalkan.Misalnya
pendaftaran berobat ke dokter melalui on
line.Pihak RS harus siap dengan petugas dan sarana yang diperlukan. Jangan
sampai terjadi dalam pelayanan on line itu pemesan
mendapat jawaban: “nomor yang anda hubungi
sedang dialihkan, cobalah beberapa saat lagi.”
Yang penting adalah
menutup lobang-lobang yang memungkinkan
terjadinya kecurangan, sehingga mengubah sikap mental yang baik
menjadi buruk. Contohnya penjualan narkoba dari
dalam penjara. Mustahil terjadi,
kecuali ada ‘lobang’ yang memungkinkan melakukan hal tersebut.
Bagaimana dengan
revolusi akhlak? Sama saja, hanya beda istilah. Akhlak adalah bahasa Arab
yang berarti tingkah laku
seseorang. Tingkah laku atau kelakuan juga berpangkal dari sikap mental. Sikap mental lahir dari
kesadaran perlunya berbuat baik sesuai
ketentuan dan kelaziman yang berlaku. Misalnya menghormati orang tua, menghargai pendapat orang
lain, perduli kepada kaum duafa dan banyak lagi. Para ustadz dalam
ceramah-ceramah mereka, selalu menyinggung soal akhlak. Contoh akhlak
yang baik dan sempurna adalah Nabi Muhammad SAW. Tinggal mengaktuaalkannya
sesuai dengan keadaan zaman. Seorang yang berakhlak mulia tidak pantas
memburuk-burukkan presiden negaranya sendiri
di negeri orang. Seorang Indonesia yang sedang berada di luar negeri
harus membela kehormatan dan martabat bangsanya, terlepas dari suka atau tidak
kepada pemerintah.
Revolusi akhlak itu
sendiri sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu mengubah masyarakat
jahiliah menjadi beradab sesuai tuntunan
Islam.Yang perlu dilakukan sekarang adalah mencontoh dan meneruskan akhlak
Nabi Muhammad SAW dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.