Dalam sepekan terakhir ini media massa menyoroti keadaan Pak
Raden, tokoh cerita boneka ‘Si Unyil’ yang muncul di TVRI tahun 70an. Pak Raden
dengan nama asli Drs. Suryadi ini dilukiskan sedang hidup susah, tinggal di
gang sempit kawasan Petamburan, Jakarta. Penghasilannya sebagai pendongeng
cerita anak-anak sangat minim, membuatnya hidup berkekurangan atau di bawah
ukuran ‘paspasan’. Ia mengeluh karena tidak mendapatkan royalti dari penayangan
boneka ‘Si Unyil’ di TV swasta. Para simpatisan pun bermunculan untuk membantu
Pak Raden secara syah menjadi pemilik hak cipta boneka ‘Si Unyil’.
Perjuangan Pak Raden untuk memiliki hak cipta ‘Si Unyil’
pernah dilakukan beberapa tahun silam, entah mengapa terhenti tanpa ada
penyelesaian. Sekarang, dengan dukungan sejumlah simpatisan kembali Pak Raden
memperjuangkan haknya sebagai pencipta boneka ‘Si Unyil’. Yang sekali ini
seharusnya tuntas sehingga jelas mengapa selama ini hak cipta boneka ‘Si Unyil’
tidak dimiliki penciptanya sendiri yaitu Pak Raden.
Dalam proses perjuangan untuk menjadi pemegang syah hak
cipta boneka ‘Si Unyil’ itu, muncul seorang simpatisan, bernama Dahlan Iskan.
Ia menemui sendiri Pak Raden di rumahnya
setelah shalat Jum’at di Mesjid Petamburan. Sang simpatisan yang menteri BUMN
ini menyatakan akan membantu Pak Raden 10 juta rupiah per bulan. Entah
bagaimana caranya, Pak Menteri sendirilah yang tahu. Teknis pencairan uang
bantuan itu dilakukan dengan kerjasama PFN, instansi yang memproduksi serial
boneka ‘Si Unyil’ dan disiarkan TVRI.
Yang mengesankan adalah sikap cepat tanggap seorang Dahlan
Iskan. Ia memahami bahwa yag sangat diperlukan Pak Raden adalah penghasilan
tetap setiap bulan untuk biaya hidup sehari-hari. Dahlan Iskan rupanya lebih
terpanggil lagi untuk membantu Pak Raden karena PFN yang memproduksi cerita
boneka ‘Si Unyil’ selama ini adalah BUMN. Ada sesuatu yang kurang beres antara
Pak Raden dan PFN. Dahlan Iskan pun mempersilahkan Pak Raden menempuh jalan
hukum untuk menjadi pemilik hak cipta boneka ‘Si Unyil’.
Tindakan yang dilakukan Menteri Dahlan Iskan memberi
penghasilan tetap tiap bulan untuk Pak Raden adalah ‘perlakuan khusus’ yang
pantas dipuji. Ia membantu seorang seniman yang mendatangkan inspirasi dalam
kehidupan anak-anak Indonesia selama beberapa generasi. Adapun Pak Raden yang
sempat susah bertahun-tahun, kini menjadi mujur karena penghasilan tetap yang
diterimanya itu lebih besar daripada uang pensiunan PNS golongan tertinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar