Dangdut Academy Asia
2015 telah berakhir dengan memunculkan tiga pemenang, masing-masing
Danang (Indonesia), Lesti (Indonesia) dan Siha (Malaysia). Para
pesrta berasal dari Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam dan
Indonesia.
Usaha Indonesia
memulai kontes lagu dangdut patut dipuji karena mampu meluaskan irama
tersebut dari yang selama ini dikenal sebagai salah satu bentuk musik
Indonesia menjadi dikenal dan diminati oleh beberapa negara lainnya
yaitu Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam.
Menyimak
penyelenggaraan D Academy Asia 2015 telah bergeser dari definisi awal
bahwa dangdut adalah perpaduan irama Melayu modern dan India. Ciri
khas yang menonjol adalah bunyi suling dan pukulan gendang yang
terdengar seperti menyuarakan bunyi dang dut, dang dut. dang dut.
Irama baru ini muncul di Indonesia tahun 70an melalui orkes Melayu
Chndralela pimpinan Husen Bawafi dan beberapa grup musik lainnya.
Salah satu dari cikal bakal irama dangdut itu dinyanyikan oleh Johana
Satar dalam lagu 'Kecewa'. Lagu-lagu irama dangdutpun bermunculan,
dalam arti memang dikemas dengan menonjolkan bunyi suling dan gendang
yang khas. Tampil pula penyanyi-penyanyi pendendang dangdut, seperti
Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, Meggy Z dan Hamdan ATT. Walaupun
konsepnya adalah memadukan irama Melayu modern dengan India, namun
pada kenyataannya ada lagu-lagu yang iramanya lebih dekat ke India
seperti yang diciptakan Fazal Dath dan yang didendangkan Mansur S.
Ada pula beberapa lagu India yang disadur dan diubah syairnya ke
dalam bahasa Indonesia. Bahkan lagu 'Terajana'nya Rhoma Irama dalam
syairnya menyebutkan “...ini lagunya, lagu India...”
Lebih jauh
berkembang pula penciptaan lagu-lagu daerah dengan kemasan dangdut,
sehingga dikenallah istilah dangdut Jawa, dangdut Sunda dan
sebagainya.
Dalam D Academy Asia
2015 batasan-batasan irama dangdut itu sudah tidak jelas lagi.
Irama-irama tenggo, rege, R & B dan keroncong muncul dalam
nyanyian para peserta D Academy Asia 2015. Pertanyaannya, apa
lagu-lagu yang 'didangdutkan' seperti 'Engkau Laksana Bulan'nya P.
Ramlee dan 'Fatwa Pujangganya'nya S. Efendi dapat atau sudah dianggap
lagu-lagu dangdut? Perbandingannya, lagu 'I Left My Heart In
Sanfransisco' yang 'dikroncongkan' oleh Bing Slamet tahun 60an,
bukanlah lagu kroncong.
Masalah ini perlu
disepakati oleh pakar-pakar musik Malaysia, Singapura, Brunai
Darusslam dan Indonesia, sebelum menyelenggarakan D Academy Asia
2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar