Aktivis Ratna Sarumpaet akhirnya
mengaku berbohong atas pernyataannya bahwa ia dianiaya orang sehingga
mukanya menjadi lebam-lebam. Kebohongannya itu yang semula hanya
untuk keluarga terdekat saja, lama-lama menjadi viral di sosmed.
Tidak kurang dari Amin Rais dan Prabowo meminta klarifikasi dan Ratna
bertahan dengan kebohongannya itu. Entah apa maksud melansir berita
bohong itu tidak pula jelas. Apa dengan berbuat seperti itu
mengesankan negeri ini sudah tidak aman bagi para pengkritik
pemerintah.Seolah-olah ada sekelompok preman yang tugasnya khusus
menganiaya kaum aktivis dan pengkritik-pengkritik lainnya.
Untunglah kebenaran muncul juga di
sanubari Ratna dan sadar tindakannya itu tidak terpuji.Ia emengaku
telah berbohong. Ia juga mengaku sudah menjadi seorang pembuat berita
hoax yang besar. Ia berjanji akan memperbaiki diri dan meminta maaf
kepada pihak-pihak yang dibohonginya termasuk Amin Rasis dan Prabowo.
Yang terjadi sebenarnya adalah bahwa pada 21 September 2018 Ratna
menjalani operasi pelastik di wajahnya. Selesai operasi, ada efek
samping berupa lebam-lebam di wajah.
Kita mengajukan acungan jempol kepada
Ratna yang berani mengakui kesalahannya. Kita juga mengharapkan para
tokoh lainnya juga mau menyadari kesalahan setelah bicara lepas
kendali lantas memojokkan tokoh tertentu. Bicaralah sesuai fakta
saja. Jangan menghujat apalagi memfitnah. Bertindaklah dewasa. Ingat
rakyat semakin cerdas, mampu menimbang mana ucapan yang benar dan
mana yang salah.
Dalam hubungan ini perlu pula
klarifikasi tentang berita Neno Warisman 'diusir' dari Batam sehingga
gagal mendeklerasikan 'Ganti Presiden Tahun 2019'. Pihak-pihak
terkait di Batam harus menjelaskan kronologi kejadian sebenarnya.
Sehingga jelas apa ia 'diusir` atau tidak mampu menembus pendemo
Seandainya memang pihak aparat keamanan sengaja menghalangi
kedatangan Neno di Batam, pemerintah harus menjatuhkan sanksi kepada
pelakunya. Ringkasnya, semua pihak harus berlaku jujur untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar