Setelah sukses menginjak-injak kedaulatan Afghanistan, Irak
dan Libya melalui pengeroyokan militer negara-negara barat pimpinan Amerika
Serikat, tiba giliran Suriah mengalami nasib serupa. Alasannya, rezim Presiden
Basar Al Assad menggunakan senjata kimia
melawan kelompok oposisi. Banyak rakyat tak berdosa termasuk ibu-ibu dan
anak-anak menjadi korban. Presiden Assad membantah dan mempersilahkan team
investigasi PBB menyelidiki kebenarannya. Tanggal 31 Agustus 2013, team investigasi
PBB baru akan mengakhiri misinya, namun Presiden AS Obama sudah menyatakan akan
menindak Suriah secara militer. Obama
yakin bahwa rezim Presiden Assad memang menggunakan senjata kimia, berdasar
hasil investigasi intelijen AS. Padahal sudah terbukti hasil investigasi intel
AS tidak akurat seperti terjadi di Irak.Presiden Rusia Vladimir Putin
menyanggah ‘bukti’ yang diajukan AS berupa penyadapan atas komunikasi
pemerintah Suriah. Menurut Putin, itu tidak dapat dijadikan dasar serangan
militer. “Akal sehat sudah berbicara sendiri,” kata Putin.
Seandainya pun hasil investigasi team PBB yang baru bisa
disampaikan pertengahan September 2013, membuktikan bahwa memang pemerintah
Suriah menggunakan senjata kimia, AS dan konco-konconya tidak boleh bertindak
semaunya sendiri. Mereka harus bertindak sesuai resolusi PBB. Menyangkut
resolusi PBB, sudah dapat diperkirakan tidak akan menyarankan tindakan militer
untuk menyelesaikan masalah. Sebab setiap resolusi PBB yang memuat usul tindakan
militer, akan diveto oleh Rusia dan Cina. Jelas, seperti terjadi sebelumnya,
Amerika Serikat menyepelekan PBB. Pertanyaannya memang, siapa yang akan
menjatuhkan sanksi terhadap AS yang bertindak di luar keputusan PBB?
Bagi rezim Assad tidak ada pilihan selain melawan
habis-habisan serangan militer dari AS.
Yang sudah menyatakan kesediaan bergabung dengan AS adalah Perancis dan Turki.
Melawan AS sendirian saja sudah berat bagi rezim Assad. Belum lagi musuh dari
dalam yaitu kelompok oposisi. Kalau mau selamat, Assad harus mundur dan minta
suaka, atau tewas seperti Muammar Khadafi.
Yang masih menjadi pertanyaan, apa yang akan dilakukan Rusia
jika AS benar-benar menyerang Suriah? Apa cuma sekedar pernyataan-pernyataan,
atau ikut membantu pemerintah Suriah secara militer pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar