Bakal calon presiden
AS dari Partai Republik, Donald Trump, dalam salah satu kegiatan
kampanyenya berpendapat, orang Islam dilarang saja masuk negeri Paman
Sam itu. Tidak jelas alasan yang mendasari pendapatnya itu. Mungkin
saja karena kehilangan akal menghadapi kaum teroris yang beragama
Islam.
Pendapat Donald
Trump itu tentu baru merupakan wacana. Ia tidak punya wewenang untuk
melakukannya. Harus terlebih dulu menjadi presiden AS, kemudian
mendesak Kongres menerbitkan UU yang berkaitan dengan wacana
tersebut. Jalan masih panjang, sementara ia sendiri belum tentu
menjadi calon Partai Republik untuk menjadi orang nomor satu di
negara tersebut.
Walaupun begitu
reaksi keras atas pendapat Donald Trump itu datang dari berbagai
penjuru, antara lain Skotlandia. Pemerintah negara tersebut mencabut
gelar Donald Trump sebagai duta bisnis. Gelar itu diperolehnya tahun
2006 berkat peransertanya menginvestasikan 274 juta pound sterling ke
pengembang golf di Aberdeenshire. Pertimbangan lainnya, Donald Trump
punya hubungan kekerabatan dengan Skotlandia karena ibunya berasal
dari sana. Selain itu gelar doktor kehormatan bidang administrasi
bisnis yang dianugerahkan Universitas Robert Gordon di Aberdeenshire
pada 2010 juga dicabut. Pihak universitas menilai pendapat Donald
Trump untuk melarang orang Islam masuk AS, bertentangan sepenuhnya
dengan etos dan nilai universitas, juga tidak pantas diucapkan.
Pencabutan gelar kehormatan, atas desakan petisi yang digagas Suzanna
Kelly, ditandatangani 75 ribu orang. Kelly juga menggagas petisi
untuk melarang Donald Trump masuk Inggeris, sudah ditandatangani
lebih 300 ribu tandatangan. Parlemen Inggeris akan membahas petisi
tersebut. Jika nantinya Parlemen Inggeris menyepakati Donald Trump
dilarang masuk negara tersebut, ini namanya senjata makan tuan.
Belum diketahui
reaksi negara-negara Islam dan yang berpenduduk Islam. Bayangkan
kalau keinginan Donald Trump itu benar-benar dilaksanakan, hubungan
AS dengan negara-negara Islam akan kacau. Para pemimpin, duta besar
dan diplomat dari negara-negara tersebut tidak bisa masuk AS karena
beragama Islam. Hasrat Donald Trump juga bertentangan dengan
kebijakan Presiden Obama yang memperlakukan khusus keberadaan Islam
dengan mengangkat seorang penasehat beragama Islam. Sebab itu sangat
disayangkan jika ada kalangan DPR yang mendukung pencalonan Donald
Trump untuk menjadi presiden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar