Belum pernah terjadi, seorang murid sekolah di Pekalongan
membawa berlibur 65 gurunya ke Singapura dan Malaysia .
Murid tersebut, Fredy Candra, prihatin melihat kesejahteraan guru-gurunya yang
mengajar di SD, SMP dan SMA semasa ia
menjadi murid, sehingga berniat untuk berbuat sesuatu untuk menyenangkan
mereka. Niatnya itu baru terlaksana setelah ia sukses menjadi pengusaha
sementara sebagian guru-gurunya itu sudah pensiun. Berlibur ke Singapura dan Malaysia
disiapkan dengan sangat teliti oleh Fredy, bukan saja menyeiakan tiket pp,
penginapan, uang saku, tapi juga mengikutsertakan dokter untuk memelihara
kesehatan para guru yang kebanyakan sudah sepuh itu.
“Saya ikut bahagia melihat para guru saya itu berbahagia.
Itu bukan balas jasa, karena jasa para guru tidak mungkin dibalas. Sekedar
tanda ingat.” Kata Fredy Candra. Ditanya,apa ia punya rencana untuk ikut
meningkatkan kesejahteraan para gurunya itu, Fredy Candra berucap, “ada tapi
belum dapat saya katakan sekarang.”
Secara materi Fredy Candra tidak mendapat keuntungan
apa-apa. Tapi secara kebatinan ia mendapat nilai tambah berupa rasa bahagia
karena membahagiakan orang-orang yang pernah berjasa kepadanya.
Alangkah eloknya jika mereka yang kini sukses diberbagai
bidang mau berbagi bukan senilai uang recehan demi membahagiakan para guru dan
kelompok masyarakat lainnya yang menurut istilah alm. Bahrum Rangkuti,
‘terhampar diabu’. Sebut saja para veteran pejuang kemerdekaan yang sebagian
masih hidup melarat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar