Acara ‘Damai Indonesiaku’ TV One tiap Sabtu dan Minggu pukul
1300 wib cukup menarik untuk disimak, memberi pencerahan tentang Islam ,
menampilkan ustadz-ustadz yang sudah punya nama seperti Anwar Sanusi, Nur
Iskandar dan Daud Rasyid. Setiap pemunculannya ‘Damai Indonesiaku’ membahas
masalah-masalah khas yang sedang terjadi meliputi penegakkan hukum, demokrasi,
kepemimpinan dan lain-lain.
Sayang, ada kalanya ketika menampilkan contoh masalah yang
sedang terjadi kurang sesuai dengan yang sebenarnya.Misalnya dalam tayangan
tanggal 26 Mei lalu, seorang ustadz mengatakan betapa lemah sistem hukum di
Indonesia karena seorang terpidana narkoba dari Australia ‘bebas begitu saja
untouchable’. Rasanya tidak ada terpidana narkoba asal Australia yang bebas
begitu saja dan untouchable. Jika yang dimaksud Corby, ia memperoleh
pengurangan hukuman penjara 5 tahun dari yang seharusnya 20 tahun. Pengurangan
hukuman itu cukup membuat gempar dan menjadi perbincangan di mana-mana.
Ustadz lainnya membahas soal demokrasi dalam Islam. Setelah
Nabi Muhaammad SAW meninggal dunia, kekuasaan negara tidak turun kepada
keturunannya. Para sahabat memilih salah seorang di antara mereka menjadi
Khalifah. Ini beda dengan searing. Presidennya masih menjabat, bininya sudah
disuruh menjadi capres 2014. Begitu kurang lebih ucapan sang Ustadz. Kalau yang
dimaksud adalah Ibu Negara Ani Yudhoyono, baru merupakan wacana. Ani Yudhoyono
sendiri belum pernah menyatakan pencalonan dirinya. Begitu juga Partai Demokrat
belum mencalonkan siapa-siapa untuk capres 2014. Yang ada baru pendapat kader
Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, yang akan mendukung jika Ani Yudhoyono
dicalonkan. Apalagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum terdengar ‘menyuruh
bininya’ menjadi capres.Yang sudah dinyatakan Presiden adalah janji keluarganya
tidak akan mencalonkan diri sebagai capres. Logikanya, jika di belakang hari
nanti Partai Demokrat mencalonkan Ani Yudhoyono menjadi capres, SBY harus
menepati janjinya dengan meminta isterinya menolak pencalonan Partai Demokrat.
Mengenai penegakkan hukum, sang Ustadz menyatakan diperlukan
tokoh yang tegas dan tidak pilih,bulu, bukan yang badannya kekar dan berkumis
tebal. Orang tentu mengerti siapa yang dimaksud.
Dakwah Islam seyogyanya disampaikan dengan penuh hikmah
dalam arti tidak menyudutkan atau menyindir siapa-siapa. Sebab yang disindir
atau disudutkan tentu merasa tidak nyaman. Sedangkan dakwah seyogyanya mencerahkan
fikiran semua oang tentang kebenaran Islam. Semoga ke depan para Ustadz yang
megisi acara ‘Damai Indonesiaku’ TV One lebih bijak, mengungkap fakta dengan
pas, mampu mengajak pihak-pihak yang keliru langkahnya untuk kembali ke jalan
Allah SWT.