Siaran Agama Islam di satsiun-stasiun
TV yang dikenal sebagai 'Kuliah Subuh' kini semakin marak. Hampir
semua TV menyiarkannya dengan menampilkan pelbagai thema dengan
ustadz/ustadzah yang beragam.
Untuk menarik perhatian hadirin dan
pemirsa para ustadz dan ustadzah itu tampil dengan berbagai lagak dan
gaya, seperti: menyanyi, berpantun dan menyelipkan kata-kata Inggeris
di sana sini. Selama maksudnya untuk menciptakan suasana segar, ya
syah-syah saja. Yang repot adalah penggunaan kata-kata Inggeris yang
sebetulnya tidak perlu karena masih ada kata indonesianya. Lagi pula
kata-kata Inggeris tidak dipahami semua pemirsa. Ada juga penggunaan
kata Inggeris yang tidak tepat.Misalnya kalimat berbunyi, “Kita
harus building trust di dalam rumah tangga.” Yang dimaksud
'building trust' adalah 'membangun kepercayaan'. Tapi seorang ibu
rumah tangga ketika ditanya apa mengerti kalimat tersebut, hanya
menjawab dengan gelengan kepala.
Suatu komunikasi harus menggunakan
kata-kata yang mudah dipahami jamaah, bukan membuat bingung karena
tidak mengerti.
Ada pula ustadz yang tiap sebentar
meminta jamaah mengucapkan amin. “Amin dong,” kata sang ustadz.
Padahal ia tidak sedang berdoa.. Suatu komunikasi yang baik harusnya
mendapat umpan balik yang spontan dari jamaah. Serahkan kepada jamaah
apa yang akan diucapkannya sebagai reaksi atas ceramah sang
ustadz/ustadzah.Bisa saja reaksi mereka dalam bentuk kata: amin,
insyaallah, subhanallah dan sebagainya.
Kita ingin mengingatkan, dakwah atau
ceramah agama Islam yang baik adalah seperti yang disampaikan Nabi
Muhammad SAW. Hanya saja tidak ada penjelasan mengenai metode yang
beliau gunakan. Boleh jadi seperti yang disampaikan Syekh Ali Bajeber
dan kawan-kawannya dari Saudi Arabia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar