Seorang pasien yang gagal bertemu
dokternya di RSUD Cibinong pada 23 Maret 2019 berlkisah sebagai
berikut.
Saya bangun pukul 03.00 pagi
mempersiapkan diri untuk berobat ke dokter. Persiapan itu meliputi
mandi, minum dan makan cemilan pengganti sarapan. Pukul 04.25 taxi
tiba langsung berangkat dan tiba di RSUD satu jam kemudian. Saya
sengaja datang pada jam tersebut karena pukul 05.00 sudah banyak
pasien yang datang, sekalipun antrian mengambil nomor baru resmi
pukul 06.30. Pasien yang datang duluan meletakkan sesuatu di lantai
seperti botol minuman, sendal dan tas kecil mulai dari depan pintu
masuk. Benda-benda itu antri sebelum pemiliknya sendiri antri. Unik
memang.
Antrian pasienpun dimulai sesuai
jadwal, sayapun dengan sabar bergerak menuju mesin yang mengeluarkan
nomor antrian untuk menemui dokter..Setelah berada di depan mesin,
petugas mengatakan dokter yang saya tuju tidak masuk karena ikut
seminar. Bersamanya juga ada dua dokter lagi yang juga tutup, mungkin
menghadiri seminar yang sama.
Dengna rasa kecewa sayapun meninggalkan
RSUD pulang naik angkot dan kereta api, 4 jam baru sampai di rumah.
Naik angkot dan kereta api saya hanya mengeluarkan 40 ribu rupiah,
sedangkan naik taksi 200.000 rupiah. Sangat melelahkan dan kecewa
bagi seorang lansia seperti saya. Hal ini tidak akan terjadi
seandainya asisten dokter yang menulis surat rekomendasi memeriksa
dulu, apa pada tanggal yang ditentukan dokter buka praktek atau ada
kegiatan lain..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar