Debat Capres putaran dua, tanpa disertai Cawapres,
berlangsung Minggu malam 15 Juni 2014 di Jakarta, mengusung thema ‘Pembangunan
Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial’. Dipandu Guru Besar Universitas Brawijaya,
Malang, Ahmad Erani Yustika, kedua Capres tampak berusaha meyakinkan penonton/hadirin bahwa mereka sungguh-sungguh ingin
meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi. Jokowi lebih
menyoroti usaha megubah sistem, memperbaiki kemasan dan memperbanyak pembangunan
infrastruktur yang langsung berhubungan dengan kepentingan rakyat kecil.
Sedangkan Prabowo bicara soal mengatasi kebocoran anggaran, menyetop mengalirya keuntungan kepada pihak
asing dan juga bicara soal sikap Indonesia ke depan sehubungan kesepakatan
terbentuknya Masyarakat ASEAN tahun depan.
Dalam sesi tanya jawab langsung antara kedua Capres, terjadi
perbedaan pandangan namun juga kesepakatan, Soal bantuan 1 milyar rupiah untuk
tiap desa menurut Jokowi bukan gagasan asli Prabowo, melainkan bersumber dari
UU Desa. Sedangkan menurut Prabowo, UU Desa itu muncul setelah Prabowo
menyatakan pentingnya bantuan 1 milyar untuk tiap desa. Kedua Capres sepakat dalam
soal ekonomi kreatif yang dinilai potensial dalam pembangunan ekonomi nasional.
Sama halya ketika debat soal demokrasi, kedua Capres tidak
mempersoalkn model ekonomi Indonesia
sekarang ini. Selama ini banyak yang menilai pemerintah menganut ‘ekonomi neo
liberal’ sehingga mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara ‘pertumbuhan’ dan
‘pemerataan’. Seharusnya hal ini menjadi pokok bahasan, untuk membuktikan bahwa
kesenjangan antara ‘pertumbuhan’ dan ‘pemerataan’ terjadi karena menerapkan ‘ekonomi
neo liberal’. Kedua Capres juga tidak menjelaskan model ekonomi yang akan
dilaksanakan dalam usaha ‘perubahan’ di bidang ekoomi.
Kesimpulannya, kedua Capres hanya akan melakukan perbaikan
di sana sini dari apa yang telah dlakukan pemerintah sekarang, bukan ‘merombak’
keseluruhan sistem yang sudah
ada. Bukan pula mengubah model ‘ekonomi neo liberal’ menjadi ‘ekonomi
kerakyatan’. Apapun juga namanya, yang
penting adalah kesejahteraan rakyat harus dapat ditingkatkan melalui
pembangunan ekonomi. Penghasilan
masyarakat harus sesuai dengan keperluan hidup sehari-hari. Jangan lagi
terjadi, penghasilan satu bulan hanya cukup untuk memenuhi keperluan sepuuh hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar