Tradisi baru itupun berlangsung Rabu , 27 Agustus 2014 di
Bali. Presiden SBY bertemu Presiden terpilih Jokowi. Mereka membahas situasi
yang sedang terjadi menyangkut kegiatan pembangunan di segala bidang. Ringkasnya, SBY memaparkan
hal-hal yang berhasil dicapai pemerintahannya dan apa-apa yang belum. Hal-hal yang lebih
rinci dbicarakan oleh team transisi
Jokowi dengan menteri-menteri terkait.
Dengan begitu pemerintahan baru pimpinan Jokowi-JK sudah dapat mempersiapkan langkah-langkah
yang akan diambil untuk melanjutkan pembangunan nasional. Jokowi sendiri kepada
media mengatakan, “Kami ingin ada kesinambungan dari pemerintahan lama ke
pemerintahan baru.” Ini berarti tidak ada perubahan konsep mengatur
pembangunan ekonomi misalnya dari ‘ekonomi liberal’ kepada ‘ekonomi
kerakyatan’. Bandingkan perubahan dari pemerintahan orla kepada orba yaitu dari
‘demokrasi terpimpin’ ke ‘demokrasi pancasila’.
Yang banyak diperbincangkan orang adalah harga BBM
bersubsidi yang kemungkinan naik untuk mengatasi beban APBN 2015 akibat
besarnya subsidi. Sayangnya, SBY dan Jokowi tidak membicarakan APBN secara
rinci. Sebuah karikatur di media sosial melukiskan seolah-olah Jokowi meminta
SBY menaikkan harga BBM sekarang juga.
Yang sebenarnya terjadi, SBY tidak akan menaikkan harga BBM dalam masa sisa
pemerintahannya, karena waktunya tidak tepat. Pemerintahan barulah yang akan
memutuskan naik tdaknya harga BBM bersubsidi.
Isu lain yang menjadi perbincangan orang adalah kemungkinan
Partai Demokrat berkoalisi dengan partai-partai pendukung Jokowi-JK. Beberapa
petinggi Partai Demokrat sudah menyatakan bahwa partai tersebut berada di luar pemerintahan, menjadi ‘penyeimbang’ di
DPR. Jadi, bisa mendukung kebijakan pemerintah dan bisa juga menentangnya. SBY
sendiri menjelaskan, tidak ada negosiasi dalam pertemuannya dengan Jokowi.
Penjelasan SBY itu memperkuat keterangan beberapa petinggi Partai Demokrat
tentang keberadaan partai tersebut: di luar pemerintahan Jokowi-JK.
Yang menarik pula adalah tawaran SBY membantu pemerintah
baru, ‘kalau diminta’. Sejauh ini tidak ada keterangan apa Jokowi menanggapi
tawaran SBY itu. Menurut kelaziman, bantuan presiden yang sudah lengser bukan melembaga,melainkan bersifat khusus dan
sewaktu-waktu saja. Misalnya Presiden AS Bush mengutus Bush Sr dan Clinton
untuk meninjau keadaan Aceh setelah diterjang sunami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar