Setelah lebih 20
tahun tragedi di terowongan Mina yang menewaskan ratusan jemaah haji,
pada Kamis, 24 September pagi waktu setempat, terjadi lagi tragedi
yang menewaskan lebih dari 500 jemaah, 3 diantaranya dari Indonesia.
Belum jelas penyebabnya, sementara ada kabar bahwa di jalur 204
menuju tempat melempar jumrah di Mina, tiba-tiba rombongan bagian
depan berhenti. Rombongan yang berada di belakang terus mendesak,
sehingga terjadi 'tabrakan' seperti tabrakan beruntun di musim salju
di Eropa.
Jemaah yang meliwati
jalur 204 memang dalam jumlah besar tapi tidaklah `membludak' di luar
kapasitas jalan` Jemaah 'membludak' biasanya pada siang hari, saat
yang dinilai 'afdol' untuk melempar jumrah. Jadi penyebab sebenarnya,
rombongan depan yang berhenti tiba-tiba. Ada desas desus bahwa
seorang keluarga raja melewati jalur tersebut dari bagian depan.
Untuk memberi jalan kepada sang pangeran, pengawal menghentikan
rombongan sehingga tidak disangka-sangka mengakibatkan tabrakan
beruntun itu. Adapun tiga orang jemaah Indonesia yang ikut menjadi
korban tidak diketahui penyebabnya karena jalur 204 bukanlah untuk
jemaah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Pemerintah Saudi
Arabia harus mempelajari peristiwa maut itu, mencari solusi agar
tidak terulang lagi dimasa depan. Apa tidak ada cara lain bagi keluarga
raja yang ikut melempar jumrah selain dari menghentikan rombongan
yang sedang berjalan.
Dalam penjelasan
kepada media, tokoh-tokoh yang sudah kenal betul situasi Mina,
cenderung menganggap bahwa peristiwa terjadi karena jemaah memaksakan
diri untuk melempar jumrah pada waktu yang afdol, yaitu siang hari.
Padahal, kenyataannya, peristiwa terjadi dipagi hari. Ada pula yang
berpendapat, petugas keamanan sangat minim untuk memperlancar
jalannya jemaah yang menuju tempat melempar jumrah. Berbagai jalan
keluar memang perlu dirundingkan dengan pemerintah Saudi Arabia agar
kecelakaan bisa dihindari.
Bagi jemaah
Indonesia, tidak ada pilihan selain mengikuti petunjuk dari
pembimbing masing-masing, jangan nylonong seperti dilakukan 3 jemaah
yang tewas di jalur 204. Jangan tergoda dengan keharusan melempar
jumrah pada waktu yang afdol karena itu sifatnya sunnah belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar