Para komentator yang mewakili
negara-negara peserta D Academy Asia 2 merupakan bagian dari kegiatan kompetisi
tersebut. Kalau dari fungsinya, sesuai makna ‘komentar’ seorang komentator
sebenarnya hanya mengomentari atau memberi pendapat tentang kegiatan peserta di
panggung. Berdasarkan pendapat-pendapat itu, peserta jadi tahu kekurangan dan
kelebihannya dalam menyanyikan lagu dangdut. Kenyataannya tugas komentator itu
jadi melebar mirip kegiatan pelatihan dengan menyuruh peserta mengulangi bagian-bagian tertentu dari nyanyiannya. Repotnya diantara para
komentator sendiri sering berbeda pendapat, membuat peserta bingung. .Misalnya,
tiga orang menyatakan puas dengan penampilan
seorang peserta, sebaliknya ada satu komentator yang berpendapat lain.
Repotnya lagi ada komentator yang senang marah-marah kepada peserta, melampaui
tugas yang seharusnya.
Tampaknya para komentator memberi pendapat menurut
persepsinya masing-masing, bukan kesepakatan bersama tentang hal-hal apa saja
pedoman yang dipakai untuk menentukan baik tidaknya seorang peserta.
Para komentator juga ikut meramaikan suasana dengan bertengkar sesama mereka untuk hal-hal seharusnya tidak perlu
dipertengkarkan. Pertengkaran bahkan berlanjut dengan kejar-kejaran sampai ke
atas panggung.
Ada pula dua komentator yang dijodoh-jodohkan pembawa acara (host) dengan peserta-peserta dari Thailand dan Malaysia.
Acungan jempol perlu diberikan kepada komentator Singapura, Kak Rose, karena bicaranya lembut, obyektif, memberi semangat kepada tiap peserta. Ia suka berpantun dan mencoba pelbagai bahasa daerah Indonesia dan bahasa gaul.
Perlu dipertimbangkan apakah komentator yang bertindak berlebihan dan tidak simpatik masih dipertahankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar