Yang diperlukan Plestina sekarang adalah memiliki kekuatan
disemua bidang, termasuk militer, sehingga mampu mengimbangi Israel .
Bantuan Indonesia
berupa rumahsakit di Gaza , sudah
tepat. Itu dalam ukuran kecil untuk sebuah negara. Bantuan yang lebih besar
menjadi tanggungjawab negara-negara lain, termasuk anggota OKI. Inilah yang
harus dibahas oleh KTT OKI.
Kalau resolusi yang dikeluarkan KTT OKI nanti hanya mendesak
para pihak terkait masalah Palestina supaya berunding lagi mencari titik temu untuk menerobos kebuntuan,
ini akan sia-sia saja. Ibaratnya sekelompoak kafilah yang berteriak di padang
pasir: sirna dibawa angin. Resolusi-resolusi PBB saja yang dikeluarkan sejak
tahun 1947, tidak digubris oleh Israel .
Untuk pembangkangan itu, PBB tidak berdaya menghukum Israel .
Perihal kemerdekaan Palestina, sebetulnya tidak perlu
berunding dengan Israel .
Sama halnya ketika tahun 1948 Israel
tidak minta persetujuan seluruh rakyat Palestina untuk membentuk sebuah negara
sendiri. Ingat, negara Israel
sekarang adalah bagian dari wilayah Palestina
Strategi Israel
yang terus menerus mengulur-ngulur waktu sehingga menggagalkan perundingan demi
perundingan dengan Palestina, disebabkan keyakinan bahwa tidak akan ada pihak
yang mampu memaksa negeri Yahudi itu mengembalikan wilayah Palestina yang
direbut dalam perang tahun 1967. Beranikah misalnya, KTT OKI menyepakati membentuk pasukan bersama untuk menggempur Israel
(di wilayah pendudukan), seperti dilakukan Arab Saudi untuk menggempur ISIS ?
Sekalipun menjadi tuan rumah KTT OKI,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar