Sabtu, 06 Oktober 2018

Ratna Sarumpaet Mengaku Bohong




Aktivis Ratna Sarumpaet akhirnya mengaku berbohong atas pernyataannya bahwa ia dianiaya orang sehingga mukanya menjadi lebam-lebam. Kebohongannya itu yang semula hanya untuk keluarga terdekat saja, lama-lama menjadi viral di sosmed. Tidak kurang dari Amin Rais dan Prabowo meminta klarifikasi dan Ratna bertahan dengan kebohongannya itu. Entah apa maksud melansir berita bohong itu tidak pula jelas. Apa dengan berbuat seperti itu mengesankan negeri ini sudah tidak aman bagi para pengkritik pemerintah.Seolah-olah ada sekelompok preman yang tugasnya khusus menganiaya kaum aktivis dan pengkritik-pengkritik lainnya.
Untunglah kebenaran muncul juga di sanubari Ratna dan sadar tindakannya itu tidak terpuji.Ia emengaku telah berbohong. Ia juga mengaku sudah menjadi seorang pembuat berita hoax yang besar. Ia berjanji akan memperbaiki diri dan meminta maaf kepada pihak-pihak yang dibohonginya termasuk Amin Rasis dan Prabowo. Yang terjadi sebenarnya adalah bahwa pada 21 September 2018 Ratna menjalani operasi pelastik di wajahnya. Selesai operasi, ada efek samping berupa lebam-lebam di wajah.
Kita mengajukan acungan jempol kepada Ratna yang berani mengakui kesalahannya. Kita juga mengharapkan para tokoh lainnya juga mau menyadari kesalahan setelah bicara lepas kendali lantas memojokkan tokoh tertentu. Bicaralah sesuai fakta saja. Jangan menghujat apalagi memfitnah. Bertindaklah dewasa. Ingat rakyat semakin cerdas, mampu menimbang mana ucapan yang benar dan mana yang salah.
Dalam hubungan ini perlu pula klarifikasi tentang berita Neno Warisman 'diusir' dari Batam sehingga gagal mendeklerasikan 'Ganti Presiden Tahun 2019'. Pihak-pihak terkait di Batam harus menjelaskan kronologi kejadian sebenarnya. Sehingga jelas apa ia 'diusir` atau tidak mampu menembus pendemo Seandainya memang pihak aparat keamanan sengaja menghalangi kedatangan Neno di Batam, pemerintah harus menjatuhkan sanksi kepada pelakunya. Ringkasnya, semua pihak harus berlaku jujur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.