Minggu, 29 Juli 2018

Neno Warisman Ditolak di Batam




Artis Neno Warisman ditolak sejumlah pendemo di bandara Hang Nadim, Batam, sehingga tertaham enam jam. Situasi panas yang menghadapkan pendemo dengan para penjemput Neno, sehingga Kapolresta Balerang menurunkan satu pleton satuan Brimob. Maksud kedatangan Neno untuk mendeklerasikan '2019 Ganti Presiden' direncanakan pada Minggu, 29 Juli 2018. Para pendemo menilai deklerasi semacam itu memecahbelah persatuan dan kesatuan bangsa. Sebaliknta Neno berpendapat apa yang dilakukannya semata-mata pernyataan ekspresi yang dijamin UU. “Saya tidak melanggar UU apapun,' ujarnya. Akibat situasi panas itu, menurut Kapolresta Balerang, Batam, deklerasi yang direncanakan pada 29 Juli itu batal. Entahlah kalau tetap diadakan pada hari lain.
Kenyataan adanya demo yang menolak, akan bijak jika Neno mau menilai ulang apa kampanye untuk tidak memilih lagi presiden petahana, perlu dilakukan. Toh rakyat sendiri yang akan menentukan melalui pilpres 2019. Keinginan Neno dan kelompoknya untuk tidak memilih lagi presiden petahana, baru pertama kalinya terjadi disepanjang sejarah RI.
Sebaiknya para pakar hukum membahas dan mengambil sikap berkenaan dengan gerakan Neno Warisman.


Jumat, 27 Juli 2018

RS Trimitra Cibinong Mengecewakan




Seorang pasien mengeluhkan pelayanan RS Trimitra ketika hendak berobat kepada dr. M.Usman Sulaeman Markum, Sp.PD pada Jum'at, 27 Juli 2018. Ia tiba di RS Trimitra pukul 0930 wib. Pada jam yang sama, sebulan sebelumnya, tidak ada masalah. Pada 27 Juli itu ternyata pasien dibatasi 20 orang, sehingga banyak yang ditunda ke hari lain. Selain dibatasi, pasien juga harus mendaftar sehari sebelumnya.
Masalahnya, tidak ada pemberitahuan sebelumnya, baik secara lisan maupun tulisan. Kasihan yang rumahnya jauh. Sudah sampai di RS tapi tidak bisa segera berobat. Apalagi pasien lansia, tidak ada kebijaksanaan sama sekali.
Pelayanan yang mudah dan menyenangkan merupakan obat juga. Berapa banyak orang yang pindah dokter atau rumah sakit, karena pelayanan yang tidak nyaman.
Mudah-mudahan RS Trimitra dapat meningkatkan pelayanannya menjadi lebih mudah, nyaman, sehingga pasien sembuh lebih cepat dari seharusnya.

Senin, 23 Juli 2018

Taubat Setelah Dikubur Hidup-hidup




Sebuah stasiun TV swasta menayangkan kegiatan pertaubatan seseorang pelaku syirik dengan dikubur terlebih dulu. Contoh kasus, seorang lelaki memperjual belikan tali pocong untuk keperluan mencelakakan orang. Atas permintaan isterinya sendiri, seorang ustadz memintanya menghentikan perbuatan syirik tersebut. Karena tidak mengaku, ia ditantang membuktikan kebenaran dengan cara dikafani, dikubur tapi tanahnya tidak ditimbun. Beberapa jam berada dalam kuburan sendirian, si pelaku ketakutan. Berbagai hal aneh terjadi seperti berkeliarannya kalajengking yang menggerayangi tubuh si pelaku. Akhirnya si pelaku diangkat dari kuburan setelah mengakui perbuatan syiriknya. Selanjutnya shalat taubat di mushalla setempat. Sebagai penutup, sang ustadz menjelaskan bahayanya perbuatan syirik yang sangat dilaknat Allah SWT
Pertanyaannya, mana dalilnya seorang pendosa bertaubat setelah terlebih dulu dikubur hidup-hidup? Taubat dilakukan setelah seseorang menyadari dan menyesali dosa yang telah dilakukannya. Dan kesadaran timbul bisa atas nasehat orang lain, bisa juga dari dalam dirinya sendiri.
Majelis Ulama Indonesia sebaiknya mengeluarkan fatwa tentang cara-cara bertaubat yang sesuai syar'i, bukan mengada-ada. Jangan pula sampai ada yang mengatakan bahwa itulah salah satu bentuk praktek ajaran 'Islam Nusantara'.

Senin, 16 Juli 2018

Reporter Pertama Yang Mengajak Pendengar Berdo'a




Dalam pertandingan olahraga seperti bulutangkis dan sepakbola para reporter sering mengajak pendengar/pemirsa berdo'a untuk kemenangan team nasional Indonesia. “Pendengar/pemirsa, waktu tinggal sedikit yang tersisa. Mari kita berdo'a agar team garuda dapat memenangkan pertandingan ini...” ajak sang reporter. Ajakan seperti itu seolah menjadi semacam keharusan, apalagi dalam keadaan team nasional Indonesia angkanya masih tertinggal dari lawan.
Nah, siapa reporter pertama yang punya gagasan mengajak pendengarnya berdo'a?
Dia adalah reporter RRI, Atun Budiono, mengajak pendengarnya berdo'a dalam pertandingan Piala Thomas di Tokyo tahun 1964. Keadaan waktu itu benar-benar mencekam. Team kita jauh tertinggal dari lawan. Tiba-tiba team kita seperti bangkit, mengejar satu demi satu ketinggalannya. Atun Budiono yang terkesima dengan keadaan itu, secara sepontan meminta pendengarnya, orang Indonesia di mana saja berada, untuk berdo'a bagi kemenengan team kita. Dan, alhamdulillah, Indonesia memenangkan pertandingan itu! Tidak jelas, apa pendengar, orang Indonesia di mana saja berada berdo'a saat itu. Dari banyak laporan yang masuk saat itu memang para pendengar benar-benar berdo'a untuk kemenangan team garuda.
Belakangan ini, walaupun reporter meminta pendengar/pemirsa berdo'a, tidak selalu membuat team kita menang.. Ingat ketika menjelang perebutan Piala AFF melawan Malaysia di Kuala Lumpur beberapa tahun silam,acara berdo'a diselenggarakan di Jakarta dengan menampilkan sejumlah ustadz untuk memimpin do'a. Ternyata..., team Indonesia kalah dari Malaysia. Gonzales yang diandalkan waktu itu, tendangannya meleset terus.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa berdo'a harus dilakukan dengan ikhlas, tidak perlu dipublikasikan secara luas. Sebab khawatir nantinya ria, jadi tidak ikhlas.
Wallahua'lam bissawab!

Minggu, 15 Juli 2018

Menteri Susi Lulus Ujian Paket C




Ini baru berita: seorang menteri lulus ujian Paket C, setara SMA.. Dia adalah Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan yang masih berdinas aktif. Menteri Susi ikut pendidikan Paket C sejak tahun 2015, ujian bulan Mei 2018 dan memiliki ijazah setara SMA pada 13 Juli 2018. Mengapa Menteri Susi begitu mementingkan untuk memilki ijazah setara SMA? Dia sendirilah yang tahu. Ada kabar burung yang menyebut, ijazah itu diperlukan untuk syarat menjadi calon wakil presiden.
Jabatan politik sejak dulu memang tidak memerlukan syarat ijazah pendidikan formal. Seorang politisi dilihat kemampuannya berpolitik, termasuk kemampuan mendirikan dan mengelola partai baru.
Ketika Jenderal Suharto mulai memangku jabatan presiden, ada juga pihak yang sinis dengan menyebut-nyebut pendidikan formal beliau yang hanya tamatan SMP. Padahal yang menentukan mutu seseorang itu adalah kemampuannya dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mencapai tingkat tertentu. Suharto yang memulai karier dikemiliteran dengan pangkat sersan, berhasil mencapai pangkat jenderal.Dia berkuasa selama tiga dekade, lebih lama dari pendahulunya. Idi Amin yang memulai kariernya sebagai kopral dalam pasukan Inggeris, melejit menjadi presiden. Uganda. Moammar Khadafi berpangkat kapten ketika merebut kekuasaan di Libya. Ia cukup bangga dengan pangkat kolonel walaupun menjadi presiden selama 40 tahun. Begitu juga Hitler yang berambisi menaklukkan seluruh Eropa, tidak memiliki ijazah perguruan tin ggi. Ambisinya untuk menguasai seluruh Eropa dipatahkan dengan menerjunkan pasukan gabungan sekutu yang jauh lebih kuat dari pasukan Hitler.
Nah, Menteri Susi begitu juga para politisi umumnya jangan berkecil hati jika pendidikan formalnya minim. Yang penting mengerti persoalan, punya wawasan yang luas dan punya solusi atas masalah-masalah yang timbul. Tentu saja, harus mau belajar, memahami betul-betul tugasnya. Misalnya, aneh kalau seorang anggota DPR tidak meng erti tugas dan fungsi DPR. Atau seorang politisi tidak tahu apa itu definisi politik.

Senin, 09 Juli 2018

Kekeringan Melanda Lagi




Kekeringan kembali melanda lagi beberapa daerah seperti Gunung Kidul dan NTT. Rakyat mencari air bersih sampai berkilokilometer jauhnya. Bahkan air telaga yang tidak layak diminum, terpaksa diminum.
Penderitaan rakyat yang kekurangan air bersih itu tejadi setiap tahun. Mereka mengeluh karena pemda yang seharusnya bertanggungjawab mengatasi keadaan, tidak melakukan apa-apa. Media menyiarkan keadaan itu secara luas.
Pertanyaannya, apa kerjanya Bupati dan jajarannya yang terkait? Sehrusnya media massa tidak perlu menyiarkan keadaan kekeringan, jika diatasi secara profesional. Harus dibangun sebuah sistem, sehingga begitu musim kemarau tiba, kekeringan dapat ditanggulangi.
Mungkin perlu belajar ke Israel. Negeri padang pasir itu tidak punya sungai. Mereka mengandalkan air laut dan air hujan Lantas diolah, sehingga tersedialah air tawar untuk segala keperluan seperti keperluan rumah tangga dan menyiram tanaman. Nah, Indonesia selain dikelilingi laut juga banyak sungai yang siap diolah untuk keperluan air bersih.
Tantangan untuk pakar kita, terutama yang bergerak di bidang pengairan.


Minggu, 01 Juli 2018

AS-Korut Akhiri Permusuhan




Pertemuan Presiden AS, Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong -Un di Singapura pada 12 Juni lalu telah meredakan ketegangan kedua negara yang terjadi puluhan tahun lamanya. Selama ini AS menekan Korut untuk menghentikan program senjata nuklirnya. Sebaliknya Korut semakin getol mengembangkan program nuklirnya, justru karena merasa terancam. Di Singapura kedua pemimpin tampak saling mengerti lantas sepakat untuk membentuk hubungan baru kedua negara. Itu berarti akan ada hubungan diplomatik dan berakhirnya permusuhan. AS menjamin keamanan di Semenanjung Korea sebaliknya Korut sepakat untuk menuntaskan program denuklirisasi. Selain itu kedua pemimpin sepakat untuk menemukan jenazah-jenazah serdadu AS yang tewas dalam perang Korea tahun 50an. Dalam perang Korea itu, AS mendukung Korea Selatan dan Soviet mendukung Korea Utara. Perang Korea berakhir dalam bentuk gencatan senjata, jadi secara teknis sebetulnya masih dalam keadaan perang.
Donald Trump ternyata punya kemampuan diplomasi yang tinggi, berhasil melunakkan seorang Kim Jong-Un yang selama ini terus menantang. Namun AS harus bisa membuktikan kesungguhannya menciptakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea. Tekanan-tekanan seperti sanksi ekonomi dan latihan militer bersama AS-Korsel ternyata tidak berhasil membuat pemimpin Korut takut dan mengekor keinginan AS/
Kegagalan AS di Vietnam tahun 70an mestinya menyadarkan pemimpin-pemimpin negeri Paman Sam yang sekarang maupun yang akan datang, untuk meninggalkan cara-cara menekan dan mengancam sebuah negara berdaulat untuk menyelesaikan masalah. Soal penyatuan kedua Korea, serahkan sepenuhnya kepada rakyat Korea seperti yang terjadi di Jerman. Sikap apriori dan menentang keinginan mayoritas anggota PBB seperti masalah Palestina, sebaiknya dihentikan.
Sebelum ini, Presiden Barrack Obama telah mencairkan hubungan dengan Kuba, musuh bebuyutan AS. Alangkah eloknya jika AS mau pula berunding dengan pemimpin Iran dan sejumlah negara Amerika Latin, untuk menjalin saling pengertian dan mengakhiri permusuhan. Semoga!