Senin, 24 Maret 2014

Timbangan Buku ‘Indonesia Di Jalan Restorasi’


Sebuah buku baru tulisan Will y Aditya  memaparkan politik gagasan Surya Paloh menuju Indonesia baru.  Dalam prakatanya penulis menjelaskan alasan menulis  buku ini. “Konsistensi  sikap, tindakan dan visi  untuk sebuah  Indonesia baru inilah yang membuat saya menuliskan apa yang menjadi pikiran dan aaatindakan Bung Surya dalam memimpin dan menggelorakan  gerakan perubahan di bumi Zamrud Khatulistiwa ini.” Jadi, sedang terjadi gerakan perubahan menuju Indonesia baru yang dipimpin oleh Surya  Paloh. Mengingat ada partai politik lain yang juga mengusung  perubahan bagi masa depan Indonesia, timbul pertanyaan,  apa ada hubungan  satu sama lain?
Adapun perubahan menuju Indonesia baru itu meliputi semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara: politik, sosial, budaya, ekonomi dan lain-lain. Di bidang ekonomi misalnya, diperlukan  road map yang memandu pengelolaan sumber daya yang menuju kemandirian, seperti optimalisasi sumber daya maritim, revitalisasi budaya pertanian, peninjauan ulang diplomasi ekonomi, pembenahan sistem moneter, revisi kebijakan investasi,penguatan inovasi teknologi, peningkatan kapasitas sumber daya, penataan sistem ketenagakerjaan, peninjauan ulang hubungan dagang, pembenahan badan-badan usaha milik negara, perimbangan dana pusat dan daerah, serta pembangunan industri  nasional. Dengan mengemukakan hal-hal tersebut, ada penilaian bahwa apa yang  sedang dilakukan pemerintah sekarang ini, masih belum pas. Road map pengelolaan ekonomi itu tentunya sudah dimiliki Partai Nasdem sebagai kenderaan politik gerakan perubahan yang dipimpin oleh Surya Paloh.
Menarik untuk dicermati kutipan ucapan Surya Paloh yang ditulis dengan huruf besar-besar pada bagian depan buku berbunyi, “Kita dipertemukan oleh sejarah,  Bung! Aku seorang Sukarnois dan begitu pula kau, ini  kehendak zaman,”
Pernyataan tersebut membuat  orang awam bertanya, apakah upaya merubah Indonesia itu menerapkan kembali gagasan-gagasan Bung Karno yang lenyap bersamaan dengan tumbangnya kekuasaan sang pemimpin besar revolusi? Atau hanya untuk menghidupkan semangat kebangsaan agar lebih percaya dan mengandalkan k emampuan bangsa sendiri dalam mengubah Indonesia menjadi lebih baik dimasa mendatang.






?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar