Sabtu, 21 Januari 2012

Kongres Perubahan



Dalam minggu pertama Januari 2012, di Jakarta ada kegiatan berjudul ‘Kongres Nasional Untuk Perubahan’. Organisasi yang menyelenggarakannya adalah Aliansi Rakyat untuk Perubahan. Hasil-hasil kongres tidak jelas. Sebuah koran yang terbit di Jakarta hanya memuat foto saat berlangsungnya kongres. Di bawah foto ada keterangan berbunyi, ‘Kongres menyerukan untuk berjuang bersama-sama dengan cara damai guna mempercepat proses perubahan menuju Indonesia yang lebih baik’.
Secara tersirat ada pengakuan bahwa proses perubahan itu sebenarnya sedang terjadi, dilakukan oleh pemerintah yang sedang berkuasa sekarang. Yang diinginkan oleh Aliansi Rakyat untuk Perubahan adalah mempercepat proses itu. Bagaimana caranya? Tidak dijelaskan langkah-langkahnya sehingga proses perubahan bisa lebih cepat. Lantas bagaimana caranya para peserta kongres berjuang kalau langkah-langkah untuk mencapai tujuan tidak jelas.

Bandingkan ketika para pemimpin kita berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Langkah pertama adalah bekerjasama dengan penguasa Jepang yang berjanji memerdekakan Indonesia. Tapi ketika janji itu tidak dipenuhi, para pemimpin kita mengambil langkah menyatakan kemerdekaan Indonesia melalui proklamasi yang diucapkan Sukarno dan naskah ditandatangani Sukarno-Hatta. Langkah perjuangan selanjutnya tentu sudah diketahui oleh seluruh rakyat Indonesia seperti melakukan perlawanan bersenjata menentang penjajah yang ingin berkuasa kembali. Bersamaan dengan itu berunding dimana perlu untuk memperkuat kedudukan Republik Indonesia agar mendapat pengakuan internasional.

Selain Aliansi Rakyat untuk Perubahan terdapat juga pelbagai kalangan yang mengusung isu perubahan, termasuk sebuah partai baru yang menjadikannya sebagai semboyan. Pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan para tokoh yang menginginkan perubahan itu baru sebatas kritik sambil menilai bahwa pemerintah telah gagal. Ukuran gagal itu adalah jumlah rakyat miskin masih sangat besar. Padahal seharusnya diperbandingkan besar mana jumlah rakyat yang miskin dibandingkan rakyat yang sudah menikmati kesejahteraan. Juga harus diperbandingkan kemajuan yang dicapai pemerintahan sekarang dengan pemerintahan yang lalu-lalu. Pertanyaan mendasar adalah, pemerintahan mana sepanjang sejarah Republik Indonesia yang dinilai berhasil mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia? Pemerintahan-pemerintahan yang ada selama ini, mulai Orde Lama, Orde Baru sampai Reformasi mencatat berbagai kemajuan dalam pembangunan fisik, namun belum berhasil mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Jumlah rakyat miskin tetap saja besar.

Kritik yang dialamatkan kepada pemerintah adalah sistem ekonomi yang neo liberal. Sehingga pertumbuhan ekonomi yang cukup baik tidak mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sistem ekonomi yang cocok adalah Ekonomi Kerakyatan. Seperti apa Ekonomi Kerakyatan itu tidak pula ada uraiannya.
Daripada terus-terusan mengecam pemerintah yang tidak menghasilkan apa-apa, lebih baik para cerdik pandai kita membuat konsep yang berisi langkah-langkah perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. Konsep itu dipublikasikan melalui media supaya rakyat mengerti kekeliruan pemerintah dan bagaimana cara mengatasi. Kalau hanya mengusung isu perubahan tanpa disertai cara-cara melakukan perubahan itu, hanyalah sebuah retorika. Ingat saja Presiden Amerika Serikat Barrack Obama yang mengusung isu perubahan ketika berkampanye, tapi tidak melakukan perubahan apa-apa setelah terpilih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar