Kamis, 05 Januari 2012

Mobil Buatan Indonesia


Mobil buatan Indonesia hari Selasa, 3 Januari 2012 diperkenalkan secara resmi oleh Walikota Surakarta Joko Widodo  di Surakarta sebagai kenderaan dinasnya dengan plat merah. Mobil berukuran mesin 1500 cc itu hasil rakitan siswa SMK Negeri 2, dan SMK Warga Surakarta. Komposisi badan mobil 80% asli Indonesia, 20% sisanya diimpor dari luar. Dengan komposisi seperti itu sebetulnya  belumlah asli, tapi memadai dan merupakan kemajuan ketimbang hanya memasang semua komponen yang didatangkan dari luar negeri. Dengan  dipakainya mobil itu secara resmi sebagai kenderaan dinas oleh Walikota Surakarta dan wakilnya FX Hadi Rudiatmo, akan membuka mata masyarakat bahwa Indonesia sungguh-sungguh sudah berhasil merancang dan membuat sendiri mobil walau pun 20% komponennya masih diimpor.
Walikota Solo menyatakan bangga dengan kemampuan siswa-siswa SMK di kotanya membuat mobil yang bentuk badan dan kekuatannya tidak kalah dengan buatan luar negeri. Menurut para siswa SMK Negeri 2 Solo dan SMK Warga Solo, mobil baru diberi nama Kiat Esemka  itu akan diproduksi dalam jumlah banyak bekerjasama dengan bengkel mobil Kiat Motor asal Klaten dan PT Autocar Industri Komponen, produsen mesin modil di Cikampek, Jawa Barat.
Orang Indonesia pada umumnya kurang begitu percaya dengan barang-barang buatan Indonesia, kalah bersaing dari segi harga dan mutu. Sikap seperti itu karena banyaknya barang-barang yang beredar seperti sepatu, sendal dan payung yang rusak setelah dipakai tiga bulan. Oleh karena itu keputusan Walikota Surakarta untuk mempelopori memakainya sebagai kenderaan dinas, patut dihargai. Mudah-mudahan para kepala daerah serta jajarannya, begitu juga instansi-instansi pemerintah di pusat dan daerah mau mengikuti jejak Walikota Surakarta. Bagaimana pun mobil buatan Indonesia itu harus mampu membuktikan dirinya sebagai kenderaan yang dapat diandalkan dari segi mutu dan harga bersaing dengan mobil-mobil impor. Selain itu tidak kalah pentingnya, sukucadangnya harus mudah didapatkan seperti halnya suku cadang mobil-mobil impor.
Usaha Indonesia membuat mobilnya sendiri sudah dirintis oleh penguasa orde baru melalui kerjasama dengan Korea Selatan. Merknya adalah ‘Timor’. Sayang sekali kurang diminati masyarakat karena dalam banyak hal kalah bersaing dengan mobil-mobil buatan Jepang. Setelah penguasa orde baru lengser, mobil Timor pun tidak terdengar lagi kisahnya. Dalam hubungan ini kalangan yang ikut mendukung bagi terlaksananya pembuatan mobil Indonesia asal Surakarta dalam jumlah besar, harus belajar dari kegagalan dalam mengembangkan mobil ‘Timor’ yang pernah dinyatakan sebagai mobil buatan Indonesia yang pertama. Dua mobil Kiat Esemka yang sudah siap digunakan oleh Wlikota Surakarta dan wakilnya, baru merupakan contoh. Untuk memproduksinya dalam jumlah besar tentu akan memerlukan prosedur dan keterlibatan banyak pihak. Perlu dukungan pihak-pihak terkait dalam mengembangkan kreativitas siswa-siswa SMK 2 san SMK Warga Surakarta, sehingga tidak mengalami hambatan apa pun. Sebagai dukungan bagi produksi mobil Indonesia Kiat Esemka itu, Ketua DPR Marzuki Ali telah memesannya satu. Siapa menyusul?

1 komentar: