Kamis, 22 April 2021

Israel Semakin Brutal Tanpa Perlawanan

 


Serangan udara Israel  atas fasilitas nuklir Iran di Natanz  menunjukkan negeri  Yahudi  itu semakin brutal menggempur musuh-musuhnya. Sebelumnya. Israel  juga menyerang  fasilitas militer Iran di Suriah. Alasannya: antisipasi, serang  duluan sebelum diserang. Sebaliknya pihak Iran berkoar  akan membalas serangan-serangan militer Israel itu. Sudah lebih dari 10 hari, tidak tampak adanya tanda-tanda gerakan militer Iran untuk membalas Israel.

Israel  tampaknya sangat yakin akan keunggulan militernya setelah perang  6 hari tahun 67. Memang terjadi perang tahun 73, tapi hanya berhasil membebaskan  Sinai  dan separuh dari  dataran tinggi Golan di  Suriah. Selebihnya, wilayah-wilayah  Palestina yang diduduki  tahun 67 tetap dalam kekuasaan Israel. Bahkan Israel  berani membangun pemukiman  Yahudi  di daerah-daerah pendudukan  sekalipun mendapat kecaman dunia. Bukan itu saja, Israel  menjadikan  Jerusalem sebagai ibukota negara Yahudi  itu, padahal kota itu adalah bagian dari 1%  wilayah Palestina yang menjadi  daerah perwalian PBB.

Negara-negara Arab yang semula diharapkan menjadi pembela utama Palestina, sudah tidak setia lagi. Dalam program yang disepakati  Liga Arab tahun 1947,dinyatakan: membebaskan  Palestina dengan cara perang. Sekarang  sudah berubah. Sejumlah negara Arab yang  dipelopori  Mesir membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Jalan berunding  dianjurkan  daripada  perang.Tinggal lagi Indonesia dan Malaysia yang tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Kedua negara ini tidak mengakui keberadaan Israel  yang  memerdekakan  diri  tahun 1948 di atas wilayah Palestina yang lebih besar  daripada wilayah pemukiman  Arab/Islam.

Jalan berunding  sudah dilakukan oleh Fatah dengan secuil wilayah di Tepi Barat. Hasilnya nihil. Israel mengulur-ngulur  waktu, sambil memperkuat  cengkramannya  di wilayah pendudukan. Hamas dengan wilayah Jalur Gaza, memang  konsisten, tapi strategi  perangnya mudah dipatahkan Israel. Ada gurauan yang sedikit konyol, seandainya Hamas membentuk batalyon berisikan prajurit-prajurit sekelas Rambo, langsung  diterjunkan  di daerah-daerah pendudukan, mungkin Israel  dapat dikalahkan.

Namun harapan tetap ada. Janji Presiden Turki  Erdogan untuk membebaskan Baitul  Makdis, begitu juga memanasnya hubungan  Iran – Israel mengandung harapan munculnya kekuatan baru di luar Arab untuk menaklukkan kesombongan Israel.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar