Selasa, 15 Mei 2012

Terbang Gembira Berujung Duka



‘Joy Flight’ atau ‘Terbang Gembira’ dilakukan pesawat Rusia SSJ-100 pada Rabu 9 Mei 2012 dari bandara Halim Perdanakusumah, membawa 45 penumpang ternyata berujung duka. Pesawat itu menabrak gunug Salak, Bogor, mengakibatkan semua penumpang tewas dan pesawat hancur berkeping-keping. Berbagai teori dikemukakan para pengamat penerbangan, namun tidak ada yang tahu penyebab sebenarnya kecelakaan tersebut. Sebegitu jauh, ‘Kotak Hitam’ yang merekam pembicaraan antara pilot dengan menara pengawas di bandara Sukarno-Hatta belum ditemukan. Kotak hitam itu sangat penting untuk mengetahui saat-saat terakhir komunikasi antara pilot dengan menara pengawas, sebelum kecelakaan terjadi. Boleh jadi ada kesalahpahaman dalam berkomunikasi mengingat pilot yang orang Rusia dan menara pengawas orang Indonesia. Sama-sama berbahasa Inggeris, tapi pengertiannya berbeda.
Yang banyak dipertanyakan pengamat adalah permintaan pilot untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki. Dengan ketinggian 6.000 kaki bisa menabrak gunung jika kurang waspada. Permintaan itu diizinkan menara pengawas, karena keadaan di sekitar ‘clear’ atau ‘aman’. Walau pun ada gunung didepan, pesawat masih bisa menghindar dan mengubah haluan. Pertanyaannya memang, mengapa pesawat akhirnya menabrak gunung. Dalam fikiran orang awam, boleh jadi tiba-tiba muncul kabut tebal yang menutup pemandangan pilot ke depan. Atau bisa jadi juga seperti sering diungkapkan orang-orang tua zaman dulu, pilot ‘salah lihat’. Disangka hanya tumpukan awan, tidak tahunya gunung yang menjulang. Konon, salah lihat itu bisa terjadi di tengah laut, udara dan hutan. Dalam hubungan ini, orang Islam dianjurkan untuk  membaca do’a safar sebelum bepergian, khususnya dalam menempuh ketiga kawasan laut, udara dan hutan. Apa ada diantara penumpang yang 45 orang itu membaca do’a safar, wallahu a’lam bissawab.
Penyelidikan harus dilakukan untuk mengetahui letak kesalahan guna perbaikan dimasa depan. Ada faktor x yang belum diketahui penyebab kecelakaan. Kalau faktor x itu berasal dari manusia, entah di menara pengawas, entah di cockpit pesawat, ini juga  memerlukan penanganan sungguh-sungguh.
Dalam pada itu pihak-pihak yang berhasrat membeli pesawat jenis SSJ-100 jangan pula membatalkan niatnya kalau nantinya terbukti bahwa penyebab kecelakaan bukan pada sistem dalam pesawat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar