Dalam sepekan terakhir ini masyarakat disuguhi pemandangan
perseteruan antara Eyang Subur dengan mantan murid-muridnya, terutama Adi Bing
Slamet. Eyang Subur diwakili oleh muridnya Eyang Sigit menangkis segala tuduhan
Adi Bing Slamet bahwa ia tidak menganut aliran sesat dan tidak pula
mempermainkan perempuan. Kenyataan bahwa Eyang Subur punya 8 isteri, justru
untuk mengangkat derajat perempuan. Dalam hubungan ini Eyang Subur bahkan pernah
melamar seorang perempuan pekerja seks komersial menjadi isterinya, semata-mata
untuk mengangkat derajat perempuan itu. Sedangkan mengenai tuduhan aliran
sesat, Eyang Sigit membatahnya dengan menyatakan segala kegiatan Eyang Subur
tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Salah seorang mantan muridnya
mengisahkan, konon Eyang Subur pernah menyatakan bahwa Nabi Adam akan datang merangkak
menemuinya jika ia tahu keberadaan dirinya yang mendapat keistimewaan dari
Tuhan. Untuk memperlihatkan ketinggian derajatnya itu, Eyang Subur mewajibkan
orang yang ingin meminta tolong kepadanya dengan cara ngesot. Tapi ini dibantah
oleh Eyang Sigit dengan mengatakan bukan ‘ngesot’ melainkan jalan ‘membungkuk
sambil menurunkan tangan kanan, layaknya orang yang berjalan di depan orang
yang sedang duduk.
Siapa Eyang Subur? Menurut Jujuk dari ‘Sri Mulat’ Eyang
Subur dulunya seorang tukang jahit, langganan perkumpulan pelawak itu. Suatu
saat, Eyang Subur bertapa dan mengaku memperoleh kermampuan mengobati orang.
Benar tidaknya kemampuan baru yang diperolehnya dari bertapa itu, kenyataannya
memang banyak orang datang kepadanya untuk berobat dan mengatasi masalah
pribadi, termasuk Adi Bing Slamet. Anehnya, mereka yang belakangan menentang
Eyang Subur itu sempat ‘berguru’ lama termasuk Adi Bing Slamet yang mencapai 17
tahun.
Daripada terus menerus saling hujat antara pihak Eyang Subur
dengan pihak Adi Bing Slamet, yang berwenang sebaiknya turun tangan
menjernihkan suasana. Benar tidaknya tuduhan aliran sesat dan mempermainkan
perempuan yang dialamatkan kepada Eyang Subur harus diklarifikasi di bawah
sumpah. Apalagi Eyang Subur melalui pengacaranya sudah melapor kepada MUI
tentang keberadaan dirinya sebagai ’guru spritual’ yang tidak bertentangan dengan
akidah Islam.
Bagi masyarakat hendaknya dapat mengambil hikmah, daripada meminta
tolong kepada ‘guru spritual’ lebih baik minta tolong langsung kepada Allah SWT
antara lain dengan cara mengerjakan shalat
tahajjut secara teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar