Minggu, 07 April 2013

Heboh Eyang Subur



Dalam sepekan terakhir ini masyarakat disuguhi pemandangan perseteruan antara Eyang Subur dengan mantan murid-muridnya, terutama Adi Bing Slamet. Eyang Subur diwakili oleh muridnya Eyang Sigit menangkis segala tuduhan Adi Bing Slamet bahwa ia tidak menganut aliran sesat dan tidak pula mempermainkan perempuan. Kenyataan bahwa Eyang Subur punya 8 isteri, justru untuk mengangkat derajat perempuan. Dalam hubungan ini Eyang Subur bahkan pernah melamar seorang perempuan pekerja seks komersial menjadi isterinya, semata-mata untuk mengangkat derajat perempuan itu. Sedangkan mengenai tuduhan aliran sesat, Eyang Sigit membatahnya dengan menyatakan segala kegiatan Eyang Subur tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Salah seorang mantan muridnya mengisahkan, konon Eyang Subur pernah menyatakan bahwa Nabi Adam akan datang merangkak menemuinya jika ia tahu keberadaan dirinya yang mendapat keistimewaan dari Tuhan. Untuk memperlihatkan ketinggian derajatnya itu, Eyang Subur mewajibkan orang yang ingin meminta tolong kepadanya dengan cara ngesot. Tapi ini dibantah oleh Eyang Sigit dengan mengatakan bukan ‘ngesot’ melainkan jalan ‘membungkuk sambil menurunkan tangan kanan, layaknya orang yang berjalan di depan orang yang sedang duduk.

Siapa Eyang Subur? Menurut Jujuk dari ‘Sri Mulat’ Eyang Subur dulunya seorang tukang jahit, langganan perkumpulan pelawak itu. Suatu saat, Eyang Subur bertapa dan mengaku memperoleh kermampuan mengobati orang. Benar tidaknya kemampuan baru yang diperolehnya dari bertapa itu, kenyataannya memang banyak orang datang kepadanya untuk berobat dan mengatasi masalah pribadi, termasuk Adi Bing Slamet. Anehnya, mereka yang belakangan menentang Eyang Subur itu sempat ‘berguru’ lama termasuk Adi Bing Slamet yang mencapai 17 tahun.

Daripada terus menerus saling hujat antara pihak Eyang Subur dengan pihak Adi Bing Slamet, yang berwenang sebaiknya turun tangan menjernihkan suasana. Benar tidaknya tuduhan aliran sesat dan mempermainkan perempuan yang dialamatkan kepada Eyang Subur harus diklarifikasi di bawah sumpah. Apalagi Eyang Subur melalui pengacaranya sudah melapor kepada MUI tentang keberadaan dirinya sebagai ’guru spritual’ yang tidak bertentangan dengan akidah Islam.

Bagi masyarakat hendaknya dapat mengambil hikmah, daripada meminta tolong kepada ‘guru spritual’ lebih baik minta tolong langsung kepada Allah SWT antara lain  dengan cara mengerjakan shalat tahajjut secara teratur.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar