Yenny, anak perempuan mantan presiden, alm. Abdurrahman
Wahid, resmi masuk Partai Demokrat. Kehadirannya disambut dengan sukacita oleh
para petinggi partai tersebut karena masih memerlukan tokoh untuk menduduki jabatan
tertentu yang masih kosong. Ia pun direncanakan untuk menduduki jabatan Wakil
Ketua Umum Partai Demokrat. Tokoh yang tidak berhasil membawa PKB Baru ikut
dalam pemilu 2014 dengan begitu bisa berkiprah secara aktif dalam kegiatan
politik, khususnya menghadapi pemilu 2014. Hanya yang kurang jelas nasib PKB
Baru sendiri, apakah bubar jalan atau bergabung dengan partai tertentu.
Dengan masuknya Yenny Wahid ke dalam Partai Demokrat,
tentunya harus mengikuti kebijakan politik yang beraliran nasional. Partai yang
beraliran nasional tentulah tidak memperjuangkan politik Islam. Yang
diperjuangkan adalah aspirasi masyarakat yang beragam. Sedangkan politik
Islam seyogyanya bersumber dari Qur’an
dan Hadits. Dalam Qur’an misalnya diperintahkan untuk membayar zakat baik
fitrah mau pun harta. Yang terjadi selama ini, baru ada kesadaran membayar
zakat fitrah. Sedangkan zakat harta masih bersifat sukarela. Padahal
seharusnya, zakat harta itu dikelola oleh negara. Implementasinya harus melalui
undang-undang. Inilah yang seharusnya diperjuangkan oleh wakil-wakil rakyat
yang berasal dari partai-partai beraliran Islam.
Pertanyaannya, ketika mendirikan PKB Baru, apa hanya sekedar
untuk menyaingi PKB pimpinan Muhaimin Iskandar, tanpa dilandasi keinginan
memperjuangkan politik Islam? Selanjutnya, melalui Partai Demokrat, apa bisa
Yenny Wahid memperjuangkan politik Islam?
Apa yang dilakukan Yenny Wahid adalah untuk kepentingan pribadi, sehingga
melupakan dulu kepentingan ummat Islam
dalam melaksanakan ‘amar ma’ruf nahi mungkar’.
Memang benar semua partai politik, apa juga pun alirannya,
bertujuan memperjuangkan kepentingan rakyat untuk memperoleh kehidupan layak,
cukup sandang, pangan dan papan. Untuk
mencapainya tentu menggunakan pendekatan berbeda. Partai-partai yang
mengibarkan bendera Islam, tentulah menggunakan pendekatan yang sesuai dengan
ajaran Islam. Kalau tidak, untuk apa menggunakan nama Islam.
Walau pun begitu, kita berharap kehadiran Yenny Wahid dalam
Partai Demokrat bisa memberi warna Islam, sehingga menjadi partai yang turut
menyerap aspirasi Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar