Minggu, 06 Juli 2014

Debat Capres Putaran Terakhir




Debat capres putaran terakhir berlangsung di Jakarta pada Sabtu malam, 5 Juli 2014, dipandu oleh Prof. Sudharto Hadi, Rektor UNDIP Semarang. Thema yang diperdebatkan adalah ‘Pangan, Energi dan Lingkungan’. Kedua capres sepakat, untuk meningkatkan produksi pangan penting memperbaiki pupuk. Sementara itu Prabowo mensinyalir Indonesia kehilangan lahan pertanian 60 ribu ha per tahun. Sehingga sampai tahun depan, Indonesia memerlukan  tambahan lahan 730 ribu ha. Dalam hubungan ini, kalau menang nanti ia akan menambah lahan baru 2 juta ha.
“Apa bapak setuju kalau kita membuka lahan baru 2 juta ha?” Pertanyaan Prabowo itu dijawab Jokowi dengan mengatakan yang lebi h penting menyediakan air untuk lahan baru itu. Sebab sering terjadi, seperti  di Papua, ada lahan yang baru dibuka tidak bisa ditanami karena  tidak ada air. Menurut Prabowo, itu masalah teknis. Membuka sebuah lahan, tentu perlu disiapkan sumber airnya.
Menyangkut masalah energi, Prabowo mengatakan, ada pihak yang melakukan praktek mafia dalam penjualan gas, sehingga negara sangat  dirugikan. JK mempertanyakan ‘pihak’ yang dimaksud, sebab dalam pilpres 2014 hanya ada dua pihak. Prabowo menjelaskan, keterangannya itu bersifat umum yaitu terjadinya praktek-praktek yang merugikan negara, dilakukan oleh orang-orang tertentu. JK berkomentar, segala penyimpangan yang terjadi  sudah ditangani oleh KPK.
Seperti halnya dalam debat-debat sebelumnya, kedua capres cenderung meniadakan usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintahan SBY selama ini. Solah-olah pemerintah tidak berbuat apa-apa. Misalnya soal ekonomi kreatif, pemerintah dinilai tidak sungguh-sungguh menangani pengembangan bidang tersebut. Sayangnya, tidak didukung data tentang apa-apa saja yang belum dikerjakan pemerintah. Ini tercermin pula dalam debat putaran terakhir, ketika Jokowi menjawab pertanyaan pemandu tentang  pembangunan ketahanan pangan,agro bisnis kerakyatan, ekspor pertanian berbasis pengelolaan dan strategi menghadapi liberalisasi perdagangan. Ia mengatakan, “Pesoalannya yang belum ada adalah niat menyelesaikan masalah itu. Pakar kita banyak, semua ada, tanah subur dan petani banyak. Tinggal kemauan, ada niat atau tidak.”
Tidak ada dari kedua capres yang punya konsepsi  untuk mengganti sistem ekonomi ‘neo liberal’ yang dituduhkan kepada pemerintahan SBY. Yang ada hanyalah penajaman-penajaman dari semua program pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar