Kamis, 03 Juli 2014

Deklerasi Negara Islam




Kelompok garis keras Sunni yang selama ini menyebut dirinya Negara Islam Irak -Suriah –ISIS- hari Minggu, 29 Jun 2014 mendeklerasikan berdirinya negara Islam dengan sistem khilafah, seperti dimasa pemerintahan dipegang oleh para sahabat nabi Muhammad SAW. Wilayah kekhilafahan baru tersebut membentang  dari provinsi Diyala di Irak sampai ke Aleppo di Suriah. Deklerasi itu juga menetapkan pemimpin ISIS, Ibrahim Ali al Badri al Samarrai atau lebih dikenal sebagai Abu Bakr al Bagdadi menjadi Khalifah atau pemimpin ummat Islam sedunia. Negara Islam baru ini tidak mencantumkan nama Irak atau Suriah atau keduanya, melainkan Negara Islam saja. Gagasannya, Negara Islam akan meliputi seluruh kawasan dunia yang penduduknya beragama Islam. Ini tercantum dalam deklerasi yang menyatakan bahwa: “Legalitas semua emirat, kelompok, negara dan organisasi menjadi tidak syah dengan adanya ekspansi otoritas khilafah ini dan kedatangan pasukannya ke daerah mereka.”
Jelas, deklerasi Negara Islam, adalah upaya membangkitkan kembali kejayaan Islam dimasa silam yang berakhir dibawah kekuasaan Kesultanan Usmaniah. Dan jelas pula perluasan wilayah kekuasaan Negara Islam dilakukan dengan cara perang.
Cita-cita Negara Islam ini sulit diwujudkan dalam suasana sekarang, mengingat semua negara yang berpenduduk Islam atau yang menjadikan Islam sebagai dasar negara, adalah negara-negara berdaulat. Jika suatu ketika nanti Negara Islam mengirim pasukan, tentu akan mendapat perlawanan. Entahlah kalau pasukan Negara Islam itu sangat kuat, tidak tertandingi oeh negara yang akan ditaklukkan. Bisa juga terjadi, negara-negara Islam yang ada sekarang dengan sukarela menyatakan diri berada dibawah kekuasaan Negara Islam. Sebegitu jauh belum ada reaksi negara-negara Islam seperti Turki, Iran, Saudi Arabia dan Pakistan.
Dalam pada itu usai deklerasi Negara Islam, pasukan pemerintah Irak  menyerang milisi Sunni untuk merebut kembali kota-kota yang jatuh ke tangan pejuang Islam itu. Belum lagi di Suriah, tentu pemerintah Basar al Assad tidak akan tinggal diam. Pasukan pendukung Negara Islam menghadapi dua kekuatan sekaligus, masing-masing pasukan pemerintah Irak dan pasukan pemerintah Suriah. Para pendukung Abu Bakr al Bagdadi harus mampu mempertahankan kekuasaannya di tempanya sekarang sebelum menaklukkan negara-negara Islam yang sudah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar