Kamis, 29 Desember 2011

Keterlibatan AS dan Rusia Dalam KTT Asia Timur 2011

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur, kembali digelar untuk ke-6 kalinya di Bali pada tanggal 19 November mendatang. KTT yang selama ini diikuti 10 negara Asean, tambah China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia dan Selandia baru, kini ditambah dua peserta lagi yaitu Amerika Serikat dan Rusia. Presiden Amerika Serikat Barrack Obama memastikan datang, sedangkan Presiden Rusia Dmitri Medvedev akan diwakili Menteri Luar Negeri-nya.       

Keikutsertaan Amerika Serikat dan Rusia merupakan salah satu kesepakatan KTT Asia Timur tahun lalu. Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, keikutsertaan kedua negara tersebut memberi peluang kepada mereka menetapkan tatanan kerjasama di Asia Timur.

KTT Asia Timur merupakan forum dialog dengan strategi lebih luas mengenai politik dan ekonomi yang menjadi kepentingan bersama. Tujuannya mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan ekonomi di Asia Timur. Para pemimpin Asia Timur sepakat memperkuat norma-norma global dan nilai-nilai yang diakui secara universal.

Kaitannya dengan Asean, organisasi regional Asia Tenggara itu menjadi kekuatan yang mengendalikan kerjasama dengan peserta-peserta KTT Asia Timur lainnya. Unutk itu sebelum KTT Asia Timur, terlebih dahulu diselenggarakan KTT Asean yang hasil-hasilnya memerlukan tindak lanjut dengan dukungan negara-negara di luar Asean.

Salah satu kesepakatan para menteri luar negeri negara-negara anggota Asean bulan Juli lalu, menyangkut zona bebas nuklir Asean, melakukan konsultasi langsung antara para ahli Asean dengan negara-negara pemilik nuklir, termasuk Amerika Serikat dan Rusia. Apakah sudah terlaksana atau belum dan bagaimana pula hasilnya. Tentu perlu dibahas lagi, baik dalam KTT Asean maupun KTT Asia Timur.

Memang, hal-hal yang direkomendasikan dalam KTT sebelumnya, tidak begitu saja dapat dilaksanakan karena menyangkut banyak hal. Denuklirisasi Semenanjung Korea misalnya, sudah direkomendasikan dalam KTT Asia Timur pertama di Kuala Lumpur tahun 2005. Kenyataannya sampai sekarang masih terkatung-katung, disebabkan cara pandang berbeda negara-negara yang berkepentingan mengenai masalah tersebut.   
Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan hadir pada KTT Asia Timur mendatang, menunjukan keseriusan dalam upaya memahami aspirasi yang berkembang di negara-negara Asia Timur. Sebaliknya, Presiden Rusia Dmitri Medvedev hanya mengutus Menteri Luar Negeri menunjukan bukan menjadi prioritas bagi Rusia untuk menyumbang segala sesuatu yang diperlukan Asia Timur.

Walaupun begitu, KTT Asia Timur mendatang di Bali seperti diharapkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, dapat menyepakati norma-norma yang mengatur hubungan negara-negara di Asia Timur.

Disiarkan di RRI dan dipublikasikan di situs KBRN http://rri/co.id pada 29 Oktober 2011 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar