Senin, 02 September 2013

Agresi Amerika Serikat Terhadap Suriah



Setelah sukses menginjak-injak kedaulatan Afghanistan, Irak dan Libya melalui pengeroyokan militer negara-negara barat pimpinan Amerika Serikat, tiba giliran Suriah mengalami nasib serupa. Alasannya, rezim Presiden Basar Al Assad menggunakan senjata kimia  melawan kelompok oposisi. Banyak rakyat tak berdosa termasuk ibu-ibu dan anak-anak menjadi korban. Presiden Assad membantah dan mempersilahkan team investigasi PBB menyelidiki kebenarannya. Tanggal 31 Agustus 2013, team investigasi PBB baru akan mengakhiri misinya, namun Presiden AS Obama sudah menyatakan akan menindak Suriah secara militer.  Obama yakin bahwa rezim Presiden Assad memang menggunakan senjata kimia, berdasar hasil investigasi intelijen AS. Padahal sudah terbukti hasil investigasi intel AS tidak akurat seperti terjadi di Irak.Presiden Rusia Vladimir Putin menyanggah ‘bukti’ yang diajukan AS berupa penyadapan atas komunikasi pemerintah Suriah. Menurut Putin, itu tidak dapat dijadikan dasar serangan militer. “Akal sehat sudah berbicara sendiri,” kata Putin.
Seandainya pun hasil investigasi team PBB yang baru bisa disampaikan pertengahan September 2013, membuktikan bahwa memang pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia, AS dan konco-konconya tidak boleh bertindak semaunya sendiri. Mereka harus bertindak sesuai resolusi PBB. Menyangkut resolusi PBB, sudah dapat diperkirakan tidak akan menyarankan tindakan militer untuk menyelesaikan masalah. Sebab setiap resolusi PBB yang memuat usul tindakan militer, akan diveto oleh Rusia dan Cina. Jelas, seperti terjadi sebelumnya, Amerika Serikat menyepelekan PBB. Pertanyaannya memang, siapa yang akan menjatuhkan sanksi terhadap AS yang bertindak di luar keputusan PBB?
Bagi rezim Assad tidak ada pilihan selain melawan habis-habisan  serangan militer dari AS. Yang sudah menyatakan kesediaan bergabung dengan AS adalah Perancis dan Turki. Melawan AS sendirian saja sudah berat bagi rezim Assad. Belum lagi musuh dari dalam yaitu kelompok oposisi. Kalau mau selamat, Assad harus mundur dan minta suaka, atau tewas seperti Muammar Khadafi.
Yang masih menjadi pertanyaan, apa yang akan dilakukan Rusia jika AS benar-benar menyerang Suriah? Apa cuma sekedar pernyataan-pernyataan, atau ikut membantu pemerintah Suriah secara militer pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar