Jumat, 20 September 2013

Heboh Renovasi Makam Ustadz Jefry Al Bukhari



Renovasi makam Ustadz Jefry Al Bukhari (Uje) yang dilakukan  sekelompok simpatisan membuat heboh pihak keluarga almarhum. Isteri almarhum Ustadz Uje, Pipik terkejut ketika berziarah Jum’at 13 September 2013. Makam suaminya itu sudah ditinggikan, jauh lebih tinggi daripada makam-makam sekitarnya di TPU Karet Bivak, Jakarta. Pada bagian atas pusara, terdapat sebuah foto almarhum. Ada pula tenda yang menauingi makam almarhum Ustadz Uje  dan sejumlah makam di sekitarnya. Pipik menjelaskan kepada wartawan, ia semula mengharapkan renovasi makam suaminya itu secara sederhana saja, cukup diperkuat bagian bawahnya dengan semen agar tidak amblas. Dengan keadaannya sekarang, makam Ustadz Uje terkesan mewah dan istimewa. Padahal, kata Pipik, semasa hidupnya Ustadz Uje adalah seorang yang tawadhu (rendah hati). Dengan mengatakan itu, Pipik tampaknya ingin mengatakan, setuju makam suaminya diperkuat bagian bawahnya supaya tanahnya tidak amblas, bukan dibangun dengan kesan megah. Menurut hemat kita, meninggikan makam seperti keadaannya sekarang ditambah kehadiran sebuah foto almarhum, bertentangan dengan ajaran Islam.
Islam tidak membenarkan makam seorang muslim/muslimah ditinggikan, ditembok dan diberi nisan bertuliskan nama orang yang terkubur di sana. Itulah sebabnya di Saudi Arabia, makam-makam datar saja, tidak disemen dan tidak ada nisan. Aturan Islam tentang makam itu tampaknya hanya dilaksanakan di Saudi Arabia saja, tempat lahirnya Islam. Di Indonesia misalnya,  makam-makam disemen bagian bawahnya  dan ada nisan. Di berbagai daerah Indonesia, ada pula makam yang bukan saja ditinggikan malah diberi kelambu. Entah dari mana asal tindakan semacam itu, jelas maksudnya yang berkubur di sana adalah orang ‘alim setempat. Alih-alih mendo’akan yang berkubur di tempat itu, kenyataannya  menjadi berubah fungsi. Para penziarah menjadikan makam orang-orang ‘alim itu sebagai perantara (wasilah) dalam berdo’a kepada Allah SWT.
Majelis Ulama Indonesia sebaiknya mengeluarkan fatwa sehubungan tata cara merapikan makam sesuai  ajaran Islam. Tidak masalah jika nantinya makam Ustadz Uje disederhanakan, sesuai keinginan isterinya Pipik dan tentu saja, tanpa foto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar