Rabu, 09 November 2016

Donald Trump Presiden Terpilih AS



Donald Trump dari Partai Republik dinyatakan menang mengungguli Hillary Clinton dari Partai Demokrat, sehingga syah menggantikan Presiden Barack Obama. Dalam masa-masa kampanye yang melelahkan banyak yang menduga bahwa Clinton akan memenangi pertarungan. Ia mengajukan argumentasi—argumentasi yang terukur, sebaliknya Trump dinilai sering ngawur, menimbulkan kecaman di sana sani. Misalnya ucapan Trump yang ingin melarang orang Islam datang ke AS, menimbulkan reaksi yang keras di seluruh dunia.
Kenyataannya sekarang, Donald Trump adalah presiden AS berikutnya. Apa ia akan melaksanakan semua janji-janji kampanyenya? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Semuanya tergantung pada situasi nyata di lapangan.
Apa sebagai negara adikuasa, AS akan membiarkan Rusia sendirian heboh mengurusi berbagai sengketa regional? Apa AS akan membiarkan Philipina sendirian menghadapi RRT yang semakin memperlihatkan ambisinya untuk menguasai perairan Laut Cina Selatan? Apa juga AS akan menarik bantuannya kepada kaum pemberontak  dan membiarkan Rusia terus membantu pemerintah Suriah?
Rasa-rasanya AS tidak akan berubah ikut campur dalam pelbagai sengketa regional dan hanya mengurus diri sendiri. Apalagi semboyan Partai Republik dalam pemilu presiden AS baru-baru ini berbunyi: Make America Great Again. Jadikan Amerika Besar Kembali!
Tidak mungkinlah AS akan mencapai tujuan semboyan itu tanpa memperlihatkan kehebatannya kepada dunia.

Bagaimana pun, bagi Indonesia tidak ada masalah siapapun yang menjadi orang nomor 1 AS. Dengan politik bebas aktifnya, Indonesia tetap menjalin hubungan baik , melanjutkan dan mengembangkan kerjasama yang ada, selama AS tidak mendikte dan menginjak-nginjak kedaulatan RI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar