Senin, 27 Agustus 2018

Pemanjat Tiang Bendera Bertemu Presiden




Joni Kala, murid kelas 1 sebuah SMP di Belu, Nusa Tenggara Timur, yang memanjat tiang bendera pada upacara bendera di sekolahnya 17 Agustus lalu, telah bertemu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Negara Senin 20 Agustus 2018. Joni Kala menjadi terkenal karena bernisiatif memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali yang macet. Tindakan pelajar yang spontan itu mendapat penghargaan dari pemerintah yang menilainya berani, tanpa pamrih. Menpora menilainya contoh 'tindakan heroik zaman now'.
Suatu tindakan heroik terjadi didorong oleh keinginan untuk menyelamatkan sesuatu yang berhubugan dengan kehidupan bangsa dan negara. Keinginan menyelamatkan bangsa dan negara itu tentu pula disebabkan rasa cinta terhadap bangsa dan negara, sehingga rela mengorbankan jiwa dan raga. Walter Monginsidi memilih diterjang peluru tentara NICA ketimbang bersekolah di Negeri Belanda. Jos Sudarso memilih melawan kapal perang Belanda yang ukurannya tidak seimbang demi menegakkan kedaulatan RI di Irian Barat (waktu itu). Perintah terakhir Laksamana Jos Sudarso kepada anak buahnya adalah “Kobarkan semangat pertempuran!”
Heroisme harus senantiasa dipelihara karena menyangkut kepentingan bangsa yang lebih besar. Intinya adalah mendahulukan keselamatan bangsa dan negara apapun juga resikonya.
Tindakan Joni Kala sepintas sederhana, namun mengandung makna yang sangat besar. Ia sama sekali tidak memikirkan keselamatan dirinya . Bisa saja tiang bendera yang kecil itu patah ketika berada di puncak dan Joni Kala akan dibawa ke rumah sakit.
Joni Kala mendapat imbalan tidak terduga berupa sebuah sepeda dan rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar