Bentrok warga Sukorejo, Kendal Jawa Tengah dengan Front Pembela Islam –FPI-, pada Kamis
19 Juli 2013 menjadi isu nasional yang mempertentangkan Presiden SBY dengan
FPI. Bentrokan mengakibatkan korban jiwa dan beberapa kenderaan rusak. Warga
Sukerojo dikabarkan melawan dipicu kabar adanya tindakan kekerasan dan
pengrusakan oleh FPI. Polisi telah menangkap tiga orang dari pihak warga dan
empat dari FPI untuk dimintai keterangan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbicara dalam kesempata
di Jakarta Internasional Expo, Minggu, 21 Juli 2013 selain meminta polisi
mengusut tuntas peristiwa tersebut menilai FPI telah mencederai agama Islam.
Tindakan-tindakan pengrusakan, kekerasan dan main hakim sendiri justru tidak
mencerminkan agama Islam.
Penilaian Presiden itu membuat FPI meradang. Ketua Dewan
Syuro Front Pembela Islam, Muchsin Ahmad Alatas, meminta SBY ‘menahan diri’ dan
lebih teliti dalam menilai suatu peristiwa. Peristiwa di Kendal itu, FPI justru
disweeping oleh warga. Ia menilai ucapan Presiden sebagai sentimen yang tidak pantas diucapkan
seorang negarawan.
Pihak FPI mengaku kehadiran mereka di Sukorejo setelah
menerima keluhan masyarakat adanya praktek judi togel dan pelacuran terselubung
di daerah tersebut. Kehadiran mereka dengan mengendarai beberapa mobil
sebetulnya untuk pawai simpatik, menghimbau sekaligus memperingatkan agar di
bulan suci ini bisa menghargai umat Islam. Entah seperti apa proses ‘pawai’
tersebut sehingga mengakibatkan bentrokan dengan warga setempat.
Polisi harus bertindak tegas terhadap siapa saja yang bersalah
dalam bentrokan di Kendal itu. Kalau memang FPI tidak melakukan tindakan
kekerasan dan pengrusakan, Polisi harus menyatakannya kepada masyarakat luas.
Sedangkan yang melakukan tindakan kekerasan dan pengrusakan dalam peristiwa tersebut,
harus dihukum. Begitu juga tentang kegiatan judi togel dan pelacuran terselubung.
Jika benar, polisi seharusnya introspeksi diri, mengapa sampai tidak tahu,
sehingga FPI yang bergerak untuk memberantasnya.
Bentrokan waraga Sukorejo, Kendal dengan FPI itu menimbulkan
pelbagai komentar yang pada umumnya menyayangkan sikap FPI. Ansor dan Banser
malah menuntut agar FBI dibubarkan. Mengenai wacana pembubaran FPI itu, Ketua
Umumnya Rizieq Shihab, 27 Mei tahun lalu di Depok berucap, “Tidak usah
teriak-teriak, FPI akan bubar sendiri. Caranya, pemerintah dan seluruh aparat negara
memberhentikan tindak tanduk kemungkaran di Indonesia. Selama pemerintah
menjadi tameng atas kemungkaran, FPI akan tetap ada.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar