Pekan Tilawatil Qur’an RRI-TVRI tahun ini akan
diselenggarakan pada 16 Juli 2013, kali ini bertempat di Ternate. Generasi muda
RRI sekarang sedikit sekali yang mengetahui riwayat diselenggarakannya kegiatan
lomba baca Al Qur’an –tersebut. Perlu
juga diketahui, mengapa RRI menyelenggarakan kegiatan tersebut, padahal sudah
ada kegiatan MTQ yang sudah melembaga.
PTQ RRI ada kaitannya dengan MTQ Nasional. Pada tahun 1968
diselenggarakan MTQ Nasional ke I di
Makassar. Diselenggarakan dalam bulan puasa, untuk menyemarakkan bulan suci itu
sambil menjaring bakat-bakat baru di bidang seni baca Al Qur’an.
Diselenggarakan di lapangan Matoangin, kegiatan dimulai dengan shalat Isya dan
Tarawih berjamaah. Dikaitkannya MTQ Nasional dengan bulan puasaitu, murni
gagasan salah seorang Ketua Panitia yaitu M. Sani, waktu itu menjabat Kepala
Dinas Siaran Dalam Negeri RRI. Tahun berikutnya, panitia yang kebanyakan
petinggi-petinggi Departemen Agama, memutuskan
MTQ tidak lagi dalam bulan puasa, melainkan dikaitkan dengan MTQ
Internasional di Kuala Lumpur, Malaysia..M.Sani kecewa, lantas memutuskan
menyelenggarakan sendiri lomba baca Al Qur’an diberi nama Pekan Tilawatil
Qur’an. Peserta-pesertanya bebas, bukan mereka yang pernah jadi juara, tapi tidak
menolak mereka yang pernah juara di kabupaten atau provinsi.Lewat PTQ RRI itu bermunculan wajah-wajah baru di bidang
seni baca Al Qur’an. Pembaca Terbaik I (istilah khas yang menyalahi kaidah
bahasa Indonesia pengganti kata ‘juara’} masing-masing Nanang Kosim dan Neneng
Hasanah. Atas kesepakatan dengan pihak Departemen Agama yang menjadi Panitia
Hari-hari Besar Islam, kedua peserta terbaik dari PTQ RRI itu ditampilkan dalam
Peringatan Nuzul Qur’an di Istana Negara. Kesepakatan itu masih dipeganag sampai
sekarang.
Tahun 1970, TVRI ikut bergabung khusus menyiarkan final PTQ
bertempat di Mesjid Istiqlal Jakarta. Bergabungnya TVRI itu erat kaitannya
dengan keberadaan M. Sani sebagai Kepala TVRI Jakarta. Ia meminta yang menjadi
penyiar untuk siaran gabungan itu adalah dari RRI. Djasli Djosan yang menjadi
produser, meminta penyiar SLN Idrus untuk mengemban tugas itu. Dan, itulah
pertama kalinya Idrus muncul di TVRI yang berlanjut sebagai penyiar berita.
Selain M. Sani, tidak boleh dilupakan peranan Djamal Syarif
yang waktu itu menjabat Kepala Siaran Agama dan Budaya RRI Jakarta. Ia punya
banyak gagasan untuk keberlangsungan PTQ RRI-TVRI, termasuk kerjasama dengan pihak
DKI, yaitu Drs. H.M. Fatwa (sekarang anggota DPD). Dua tokoh RRI ini, M.Sani
dan Djamal Syarif sudah tiada, semoga Allah SWT melapangkan tempat mereka di
alam sana. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar