Senin, 23 Juni 2014

Debat Capres Putaran 3



Debat capres putaran 3 telah diselenggarakan di Jakarta pada Minggu, 22 Juni 2014 dipandu pakar hukum internasional UI, Hikmawanto Juwana. Dengan thema  ‘Politik Internasional dan Ketahanan Nasional’, kedua capres memaparkan pandangan mereka tentang berbagai masalah yang dihadapi Indonesia dalam kancah pergaulan internasional. Cukup menarik ketika kedua capres saling mengajukan pertanyaan. Jokowi menyatakan perlunya menempuh cara diplomasi dalam menyelesaikan sengketa kepemillkan pulau yang berdekatan dengan negara tetangga. Setelah diplomasi sebagai langkah pertama, perlu ada tindakan lanjut. ‘Kalau pulau itu jelas milik kita dan menyangkut kedaulatan, jelas kita buat ramai, Pak.” Sayang, tidak dirinci apa yang dimaksud ‘kita buat ramai’ itu. Apa melakukan tindakan yang sekedar membuat heboh namun penyelesaiannya tidak tuntas. Ingat kasus blok ambalat yang sudah ada mercusuar dan bendera merah putih di atasnya. Sebegitu jauh Indonesia tidak berani menggali minyak yang terkandung di sana. Masih ada ganjalan sehubungan dengan klaim  Malaysia atas blok tersebut. Prabowo tampak setuju  pendapat Jokowi dengan cara tersenyum dan mengangguk. Prabowo juga setuju pendapat Jokowi bahwa Indosat yang dijual ke pihak asing harus dibeli lagi untuk kepentingan bangsa sendiri.
Menyangkut ketahanan nasional, Prabowo menekankan perlunya menyejahterakan rakyat. “Biar punya tank, kalau rakyat tidak sejahtera, ya, percuma,” ujar Prabowo. Sedangkan Jokowi menekankan perlunya nasionalisme dalam konteks pendidikan dan kepatuhan hukum.
Sikap Indonesia dalam berbagai masalah inernasional sedikit sekali dibahas. Hanya masalah Palestina yang mengemuka. Jokowi mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Ini sikap standar yang dimiiki Indonesia sejak dulu. Tidak ada langkah baru yang lebih berguna untuk mempecepat penyelesaian masalah Palestina. Prabowo menyoroti sikap negara-negara lain terhadap Indonesia yang  cenderung jelek karena rakyat miskin dan banyak kekisruhan. Kedua capres juga menyinggung hubungan Indonesia dan Australia yang tidak harmonis. Mereka sependapat bahwa Indonesia tidak percaya kepada Australia  sedangkan Indonesia sendiri  tidak berwibawa.
Sama halnya dua debat capres sebelumnya, yang ketiga ini juga tidak ada  yang mendebat lawannya dalam arti ‘menyanggah’ suatu pendapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar