Sabtu, 21 Juni 2014

Kontroversi Keterlibatan Prabowo




Kasus penculikan sejumlah aktivis pada Desember 1997 sampai Pebruari 1998 tiba-tiba menguak di tengah-tengah kegiatan kampanye pilpres 2014. Surat Rekomendasi  Dewan Kehormatan Perwira tertanggal 24 Juli 1998 beredar. Surat itu berisi usul pemberhentian Pabowo dari dinas militer karena melakukan penculkan para aktivis, penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran prosedur. Surat tersebut membuat heboh karena para pendukung Prabowo keberatan  dengan istilah ‘penculikan’ melainkan ‘penangkapan’ biasa. Mereka juga keberatan istilah ‘pemecatan’ terhadap Prabowo melainkan ‘diberhentikan dengan hormat’.
Kasus ini juga muncul dalam debat Capres-Cawapres putaran pertama  yang dipertanyakan oleh Jusuf Kalla. Prabowo menjawab, “Sebagai tentara kami punya tugas menjaga dan melindungi rakyat dari ancaman kelompok radikal. Soal kinerja biar atasan kami yang menilai.” Jawaban Prabowo mengesankan seolah-olah ia hanya menjalankan tugas, sesuai perintah atasan. Jenderal (Pur) Wiranto yang saat pemberhentian Prabowo adalah Pangab memberi penjelasan keadaan yang sebenarnya terjadi. Ia mengatakan, “Prabowo telah melanggar hukum karena penculikan  dilakukan atas inisiatif pribadi. Prabowo juga telah mengabakan perintah Pangab .” Menurut Wiranto, ABRI tidak pernah memerintahkan penculikan aktivis. ABRI selalu mengedepankan  persuasi, dialog serta menghindari kekerasan.
Rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira itu, ditindaklanjuti Menhankam /Pangab Jenderal Wiranto dengan membuat surat berisi  usul pemberhentian  Prabowo. Presiden BJ Habibie menindaklanjutinya pula dengan menerbitkan SK  Pres. No.62/ABRI/1998 tertanggal 20 November 1998 yang isinya memberhentikan Prabowo dari dinas militer.
Prabowo sendir dalam wawancara Tempo tanggal 3 November 2013i mengakui peristiwa penculikan aktivis itu dengan mengatakan, “hanya melaksanakan tugas atas sesuatu yang dianggap benar waktu itu, dianggap salah setelah pergantian rezim.” Adapun para aktivis yang diculiknya itu, sekarang baik-baik saja. “Orang yang dahulu saya culik malah dating ke saya untuk berterimakasih. Malah memperjuangkan saya jadi presiden. Sebagian bergabung dengan Gerindra dan menjadi anggota DPR.”
Prabowo telah diberhentikan dari dinas militer atas kesalahannya menculik sejumlah aktivis. Pertanyaannya, apa ia telah melakukan pelanggaran HAM? Inilah yang belum terjawab karena Prabowo tidak pernah diadili. Pertanyaan lain yang tidak terjawab: siapa bertanggungjawab atas hilangnya 13 aktivis pada Pebruari sampai Mei  1998?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar