Sabtu, 07 April 2012

Mencari Keadilan Di Mekah


Indra Azwan, 55th, lelaki warga kota Malang, Jawa Timur, tiga kali datang ke Jakarta dengan berjalan kaki untuk mencari keadilan. Orang yang ditemuinya adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilainya mampu memberinya keadilan. Kasusnya, tabrak lari pada 1993 yang menewaskan anaknya, Rifki Andika, ketika itu berusia 12 tahun. Yang menabrak, seorang polisi, Joko Sumantri. Ia dinyatakan bebas oleh Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya  pada 2008, atas dasar kasusnya sudah kadaluarsa. Merasa diperlakukan tidak adil, Indra Azwan minta keadilan kepada orang nomor satu negeri ini, Susilo Bambang Yudhoyono. Ia diterima presiden di Istana pada 9 Juli 2010 setelah berjalan kaki dari Malang selama 22 hari. Presiden pun tersentuh atas ketidakadilan yang diterima Indra Azwan, lantas memerintahkan Menkumham membuka kembali kasusnya yang begitu lama terpendam. Presiden juga memberi Indra Azwan uang 25 juta rupiah sebagai tanda simpati. Entah apa sebabnya, Menkumham tidak menindaklanjuti perintah presiden. Untuk kedua kalinya Indra Azwan datang lagi ke Jakarta pada 27 September  20 11, kali ini tidak bertemu presiden karena sakit. Indra Azwan masih menaruh harapan atas bantuan presiden untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya, ia pun kembali ke Jakarta dengan berjalan kaki, tiba pada 18 Pebruari 2012. Ia ingin menagih janji presiden untuk menyelesaikan perkara yang dihadapinya. Yang terakhir ini, Indra Azwan gagal bertemu presiden karena sangat sibuk dengan berbagai urusan kenegaraan. Boleh jadi juga ada anggapan uang yang diterima Indra Azwan sebesar 25 juta rupiah sudah cukup menghibur dan melupakan  kepedihan yang dialami. Ternyata, warga kota Malang yang sederhana itu masih punya hati nurani. Ia mendambakan keadilan, bukan uang. Maka, uang 25 juta rupiah dikembalikan kepada presiden melalui salah seorang pembantunya.
Menyadari tidak ada lagi tempat mengadu, Indra Azwan pun mengadukan  nasibnya kepada Tuhan, Allah SWT langsung di Mekah, tempat segala doa dikabulkan. Dengan berjalan kaki, saat ini ia dalam perjalanan menuju Mekah yang diperkirakan baru akan sampai selama 8 bulan.
Bagaikan kisah 1001 malam, yang dialami Indra Azwan adalah kenyataan hidup yang untuk kesekian kalinya membuktikan betapa sulit bagi rakyat kecil memperoleh keadilan. Dalam kisah 1001 malam, seorang pencari keadilan menemukan apa yang diharapkannya melalui tindakan Sultan yang arif dan bijaksana. Tidak ada yang tahu, tindakan seperti apa yang akan dilakukan Allah SWT untuk membela hambaNya yang datang ribuan kilometer dari sebuah negeri yang pemimpinnya tidak perduli atas nasib malang rakyatnya. Wallahu a’lam bissawab!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar