Sabtu, 18 Februari 2012

Resensi Buku: Jenderal Batak Dari Tanah Jawa


Buku berjudul ‘Jenderal Batak Dari Tanah Jawa’ mengisahkan perjalanan karier Sudi Silalahi sejak berpangkat Letnan Satu pada tahun 1975 sampai menjadi anggota Kabinet Indonesia Bersatu tahun 2004. Sudi Silalahi dilukiskan sebagai seorang pekerja keras, relijius dan setia. Sebagai seorang perwira TNI, Sudi Silalhi berusaha melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri, keluarga dan negara. Adapun ujung perjalanan karier seseorang tentu dipengaruhi banyak faktor, selain kemampuan dan kesetiaan. Dan salah satu faktor yang tidak boleh diabaikan, ketika pengambil keputusan kenal betul orang yang dipromosikan untuk menduduki suatu jabatan. Inilah yang terjadi pada diri Sudi Silalahi yang menjadi pembantu Presiden RI setelah Susilo Bambang Yudhoyono menjadi orang nomor satu dalam pemerintahan sebagai hasil Pemilihan Presiden tahun 2004. Pasalnya, 41 tahun silam Sudi Silalahi adalah senior SBY ketika sama-sama menjadi Taruna Akabri di Magelang.

Kemampuan seseorang seringkali diuji ketika dihadapkan kepada pelbagai masalah yang harus diatasi. Berhasil tidaknya mengatasi tiap permasalahan yang ada menjadi tolok ukur bagi seseorang apakah pantas mendapat promosi, atau sebaliknya. Diantara permasalahan yang dihadapi Sudi Silalahi adalah peristiwa kerusuhan di Pasuruan, Jawa Timur pada Mei 2001. Presiden waktu itu, Abdurrahman Wahid, menuduh TNI ikut bermain di balik kerusuhan itu. Sudi Silalahi yang menjabat Pangdam V Brawijaya, menyangkalnya dengan membeberkan fakta-fakta tentang kejadian sebenarnya. Sikap Sudi Silalahi itu dinilai ‘mbalelo’ oleh kalangan pengamat, mengingat Abdurrahman Wahid sebagai Presiden adalah Panglima Tertinggi TNI.
Pengalaman yang mengesankan bagi Sudi Silalahi adalah ketika terlibat langsung dalam membebaskan warga sipil, termasuk seorang wartawan RCTI yang disandera GAM tahun 2004. Negosiasi dengan pihak GAM berjalan a lot yang memerlukan kesabaran dan fikiran jernih. Sikap pihak GAM di lapangan sering berubah-ubah. Sehingga jika tidak sabar dan terpancing melakukan kekerasan, usaha melepaskan sandera sipil itu akan gagal.

Ada dua model anggota TNI, yaitu: pertama ikut saja segala aturan dan ketentuan  yang berlaku tidak perduli dengan pembaharuan dalam kedudukan organisasi. Kedua, anggota TNI yang ikut memikirkan dan terlibat dalam perubahan organisasi. Sudi Silalahi termasuk  model kedua, karena ketika menjabat Assospol Kassospol ABRI, turut aktif dalam menyusun kerangka perubahan yang melahirkan paradigma baru dalam tubuh TNI.

Kisah perjalanan karier seseorang selalu menarik untuk disimak, khususnya bagi yang berhasil sampai ke puncak seperti Sudi Silalahi. Walau pun begitu, jangan dilupakan dua orang Batak yang ikut menjadi pelaku sejarah ketika perang mempertahankan kemerdekaan RI dalam usia 30an sebagai anggota TNI dan pemikir milter. Kedua orang Batak itu adalah TB Simatupang dan AH Nasution.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar