Kamis, 13 Februari 2014

Kelakuan Ustadz Yang Tidak Terpuji



Seorang ustadz yang terkenal dengan penampilan berjubah, serban dan memelihara rambut panjang tahu-tahu muncul di youtube sedang marah-marah dalam bahasa Sunda sambil menginjak kepala seorang lelaki yang dalam posisi berlutut. Sang ustadz naik pitam karena lelaki yang ternyata petugas sound system menolak mencium kakinya sambil meminta maaf. Lelaki itu dinilai lalai mengoperasikan sound system dengan baik sehingga ustadz merasa terganggu. Peristiwa yang terjadi di Bandung itu, berakhir setelah seorang ustadz lain melerai dan menyabarkannya.  Konon sang ustadz belakangan sadar dan meminta maaf kepada petugas sound system itu.

Bagaimanapun, ia telah gagal mengendalikan dirinya untuk memenuhi  unsur-unsur taqwa, yaitu menahan marah dan mamaafkan orang (tanpa yang bersalah meminta maaf). Pad saat itu, ia jauh dari taqwa.

Tidak ada akibat apa-apa bagi sang ustadz setelah peristiwa tersebut. Kecuali, petugas sound system melapor ke polisi atas dakwaan ‘perbuatan tidak menyenangkan’. Kalaupun ada akibat, kemungkinannya mengurangi rasa simpati orang terhadap dirinya. Lebih jauh akan mengurangi jumlah undangan yang berarti berkurang pula jumlah ‘amplop’.

Menjadi seorang ustadz memang tidak mudah. Menguasai ilmu agama Islam saja, tidak cukup. Perlu kematangan jiwa sehingga berprilaku yang pantas menjadi panutan masyarakat, bukan sebaliknya. Seorang ustadz harus memahami perasaan orang lain, sehingga tidak berprilaku yang dapat menyinggung. Seringkali seorang ustadz terjebak dengan ketenaran membuatnya tidak sengaja menjadi ujub dan takabur. Ada seorang ustadz yang menolak menandatangani tanda terima honorarium di sebuah instansi pemerintah. Ia bersungut-sungut sambil berucap, “yang ngasi honor gedean aja nggak minta tanda tangan..” Seorang ustadz lainnya berbicara di telpon kepada seorang pengundang  di luar kota,”Apa tidak ada lagi ustadz setempat?” Ucapan itu keluar karena merasa dirinya sudah berkelas nasional, tidak layak diundang oleh sebuah mesjid tingkat kabupaten. Ada pula ustadz ketika berceramah di sebuah acara TV menyebut nama seseorang yang dinilainya melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Padahal, sangat terlarang mengungkap aib orang lain, apalagi di depan umum.

Kelakuan sang ustadz yang kurang simpatik yang sempat tersebar di youtube itu semoga membawa hikmah, mendorong ustadz-ustadz lain untuk senantiasa memelihara kualitas taqwa dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar